© Shutterstock
Di tengah pandemi corona, segenap petugas medis sangat mengharapkan masyarakat untuk tetap di rumah saja dan tidak berkerumunan. Bahkan jika memaksa menikah, sangat dianjurkan untuk tidak mengadakan resepsi; pokoknya tidak menimbulkan keramaian masa.
Tapi di India, melansir dari The Hindu, ada sebuah kejadian yang sebaliknya. Di tengah pandemi, sepasang kekasih nekat nikah di tengah pandemi ini. Tak hanya itu, mereka juga mengundang puluhan orang untuk menghadiri pernikahan mereka.
Sang pria adalah seorang insinyur perangkat lunak di Gurugram. Ia datang jauh-jauh dari Haryana. Umurnya 30 tahun, dan ia pulang ke desanya untuk menikah dengan perempuan yang ia cintai. Pada 15 Juni lalu, pernikahan itu pun terjadi di desa Deehpali di Paliganj, distrik Patna, India.
Namun, sebelumnya sang mempelai pria sudah sakit alias tidak sehat dan menunjukan gejala Covid-19. Tapi karena di bawah pengaruh tekanan keluarga, pernikahan itu pun tetap dilangsungkan.
Pernikahan itu pun berjalan lancar. Namun dua hari kemudian usai menikah, 17 Juni, pria tersebut meninggal dunia. Ia meninggal sebelum bisa tiba di Lembaga Ilmu Kedokteran India (AIIMS) Patna. Tapi, ia langsung dikremasi, nggak ada dites Covid-19.
Ketika pernikahan berlansung, banyak tamu-tamu yang bertadangan. Para petugas medis pun bergegas menuju desa tersebut dan mengambil sampel siapa saja yang menghadiri pernikahannya.
Kemudian di hari Senin setelahnya, lebih dari 80 orang dinyatakan positif covid-19. " Banyak orang yang dites positif Covid-19 adalah mereka yang menghadiri upacara pernikahan (tersebut)," ucap seorang pejabat kesehatan.
Memang, pernikahan adalah sastu momen paling sakral dalam hidup. Tapi, bukan berarti harus dipaksakan jika memang kondisinya tak memungkinan. Kalau sudah terjadi seperti pria tersebut, bukannya sungguh memilukan?