© Youtube/subbaghumasponorogo
Siapa yang pas masih kecil memimpikan dirinya menjadi seorang Polisi? Ya, mungkin banyak dari kita yang bercita-cita menjadi polisi, namun tak banyak yang menjadi kenyataan. Pasalnya menjadi anggota kepolisian bukanlah hal remeh.
Ya mungkin sudah bukan rahasia jika kita bisa saja masuk dengan kalur pintas, seperti dengan membayar atau lain sebagainya. Tapi itu bukanlah hal yang patut dibanggakan.
Lain halnya jika ada pejuangan yang panjang di baik proses panjang tersebut. Seperti apa yang dilakukan oleh Bripda Erdha yang dulunya bekerja tukang parkir dan juga penjaga toko. Tetapi, ia berhasi lolos rekruitmen Polri berkat perjuangannya.
Ya, seperti lazimnya perjuangan di mana ada keberhasilan pasti ada kegagalan. Bripda Erdha juga mengalami hal tersebut, pada tahun 2015 ia gagal lolos karena tidak lulus di tes akademik.
Bahkan saat itu ia merasa sangat frustasi.
Tak melulu berjalan mulus, perjuangan Bripda Erdha sempat tidak direstui orang tua dan bahkan keputusannya diragukan oleh orang tuanya sendiri. Saat itu ia merasa sangat down karena hal tersebut.
Ayahnya berkata le koe ki anake wong ra nduwe, bapakmu kuli bangunan, opo isoh dadi polisi.
Ya, apa yang membuat orang tua Bripda Erdha meragukan anaknya tersebut adalah mereka merasa tidak punya modal. Ayahnya hanya sebagai kuli bangunan dan ibu nya hanya ibu rumah tangga.
Yang namanya kuli bangunan nggak setiap hari ada kerjaan, jika pekerjaan sedang sepi Ayah Bripda Erdha akan narik becak.
Setelah gagal dan tidak lolos selesi di tahun 2015 Bripda Erdha mencari untuk tetap bisa hidup. Ia pekerja bekerja sebagai penjaga toko, penjaga parkir dan menjadi badut di salah satu toko pakaian di Ponorogo.
Meski diragukan oleh orang tuanya sendiri karena tak memiliki modal, Bripda Erhda tetap gigih ikut seleksi. Hingga akhirnya ia berhasil lolos seleksi tanpa mengeluarkan biaya.
Sekarang, semua perjuangan pria asal Ponorogo tersebut terbayar lunas. Ia diterima sebagai anggota Polri dan tentu saja ia telah membuat kedua orang tuanya bangga.