© Facebook.com/Sturgis Motorcycle Rally
Di masa pandemi seperti sekarang ini, acara yang mengumpulkan banyak orang bisa dibilang haram untuk digelar. Mulai dari pernikahan sampai acara reuni, sebaiknya event-event macam itu tidak diselenggarakan.
Namun, di Amerika Serikat terjadi sebaliknya. Orang Amerika Serikat memang sejak awal seperti tidak peduli dengan adanya covid-19.
Maka dari itu, event para penggemar moge yang diselenggarakan tiap tahunnnya tetap saja diadakan.
Dikutip dari Detik, Sturgis Motorcycle Rally merupakan salah satu event motor yang dinantikan di Amerika Serikat. Event ini biasanya digelar selama 10 hari berturut-turut.
Di tahun ini, Sturgis Motorcycle Rally digelar di South Dakota, pada perttengahan bulan Agustus kemarin.
Tiap tahunnya, event ini dihadiri oleh sekitar 500.000 penggemar moge di seluruh Amerika Serikat. Di tahun 2020 jumlah pesertanya mencapai 460.000.
Padahal, sejaka awal diselenggarakannya event ini dikhawatirkan menjadi cluster terbaru penyebaran covid-19. Karena yang menghandiri event ini berasal dari berbagai tempat di seluruh penjuru Amerika Serikat.
Bahkan, kabarnya para peserta dari event ini berasal dari daerah yang tinggi angka pasien covid-19.
Beberapa minggu setelah event tersebut diselenggarakan, terbukti ratusan peserta Sturgis Motorcycle Rally positif covid-19. Rapid City Journal mengatakan kalau saat ini ada 236 kasus positif di berbagai negara bagian yang terkait dengan event tersebut.
Petugas kesehatan di South Dakota mengatakan bahwa di awal Agustus kemarin seorang yang bekerja di pembuatan tato telah terbukti positif covid-19. Pekerja tersebut diyakini menyebarkan covid-19 kepada orang-orang yang datang ke kantornya.
" Sebagai sebuah kota, tak ada yang bisa kami lakukan. Kami tak bisa menutup jalan dan memasang papan pemberitahuan 'Anda tidak boleh masuk'. Tentu saja kami akan kedatangan banyak orang di kota ini, meski tidak ada event itu," ucap Daniel Ainslie, kepala daerah setempat.
Sebenarnya warga kota tersebut sudah menolak akan diadakannya event tersebut. Namun manajemen kota memutuskan untuk tetap mengadakannya.
Waduh, semoga aja acara kayak gitu gak bakal ada di Indonesia ya.