© Indiatimes.com
Saat ini, banyak negara yang sementara menerapkan sistem e-class atau e-learning dalam dunia pendidikan sebagai dampak dari pandemi corona. Tak terkecuali negara India.
Sayangnya, tak bisa dipungkiri masih banyak siswa yang tak memiliki fasilitas penunjang seperti smartphone maupun TV untuk bisa mengikuti kelas online ini. Seperti yang dialami seorang siswa kelas 10 bernama Devika asal Valanchery, Kerala, India.
Mirisnya, justru hal inilah yang membuat dirinya memilih mengakhiri hidup dengan cara yang tragis. Begini kisah selengkapnya.
Melansir dari indiatimes.com (3/6/2020), Devika melakukan aksi bunuh dirinya ini pada hari Senin (1/6) tepat saat pemerintah Kerala meluncurkan 'First Bell', sebuah kelas virtual untuk siswa sekolah yang bisa ditonton pada saluran TV khusus Kite Victers maupun platform online.
Pasalnya, gadis asal Kerala ini tak bisa mengikuti kelas online seperti siswa lainnya karena TV di rumahnya yang sedang rusak. Ayahnya yang seorang pekerja harian juga sedang tak bekerja sehingga belum bisa meperbaikinya.
Ditambah lagi, sudah dua bulan ini keluarga mereka tak memiliki smartphone sehingga tak ada media yang bisa digunakan Devika untuk mengikuti kelas online.
Diduga kesal dengan keadaan, akhirnya pada hari Senin saat sebagian besar siswa di Kerala berada di depan TV atau smartphone mereka, Devika memilih meninggalkan rumah.
Saat ia tak kunjung pulang, keluarganya mulai mencarinya dan naas, tubuh sang putri yang sudah tak bernyawa yang mereka temukan. Tubuh Devika ditemukan di sebidang tanah kosong sekitar 200 meter dari rumahnya dengan keadaan gosong. Dua botol minyak tanah ditemukan di dekatnya.
Selain itu, polisi juga menemukan catatan bunuh diri yang ditulis Devika. Dalam catatan itu Devika menuliskan kalimat singkat 'Aku pergi'.
Menurut ayah Devika, Balakrishna, dia sudah berjanji pada sang anak akan memperbaiki TV begitu dia bisa bekerja lagi. Tapi sayang, Devika sudah meninggal lebih dulu sebelum janji itu bisa ia penuhi.
Menteri Pendidikan Kerala C Raveendranath mengatakan pihaknya sudah mencari laporan terperinci tentang insiden tragis ini dari wakil direktur pendidikan. Ia meyakinkan bahwa kelas online akan segera tersedia bagi semua siswa di negara bagian.
Sejak Pemerintah Kerala mengusulkan ide untuk menerapkan sistem kelas online, sebenarnya beberapa orang sudah mengangkat isu ini dan mengatakan bahwa mereka yang tak mampu membeli TV dan smartphone atau tinggal di daerah dengan konektivitas jaringan yang buruk akan merasa tertinggal.
Sistem e-class ini memang bisa dibilang jadi tantangan sendiri ya baik bagi pemerintah maupun siswa karena seperti yang kita tahu masih banyak siswa yang tak memiliki akses internet maupun televisi di rumah. Semoga saja pandemi ini lekas berlalu ya dan semuanya bisa kembali seperti sedia kala.