Gak Punya Hati, Ibuku Malah Bercinta dengan Paman saat Ayah Pergi Kerja di Lautan

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Rabu, 22 April 2020 11:27
Gak Punya Hati, Ibuku Malah Bercinta dengan Paman saat Ayah Pergi Kerja di Lautan
Pernahkah kamu melihat Ibumu sedang berselingkuh dengan lelaki lain dengan mata kepalamu sendiri?

Di sebuah media sosial Quora, ada sebuah pertanyaan: Apa yang Membuatmu Ribut Hari Ini?

Banyak orang yang menjawab pertanyaan tersebut. Mereka menjawabnya apa adanya, jujur sejujur-jujurnya, dan karena hal itu banyak tak menggunakan nama alias anonim. Nah, ada seorang anonim yang menceritakan tentang kepahitan di keluarganya. Di sini, posisinya dia adalah seorang anak, yang melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Ibunya selingkuh.

Ya, dia melihat langsung Ibunya sedang berhubungan badan dengan adik Ayahnya sendiri, Pamannya. Begini ceritanya...

1 dari 6 halaman

Ibuku Bercinta dengan Paman saat Ayah Pergi Kerja di Lautan

Ayahku mempunyai tiga saudara. Satu laki-laki dan dua perempuan. Sedangkan Ayahku adalah anak pertama, yang berarti ia adalah kakak tertuta. Kedua adik perempuannya sudah menikah dan tinggal di luar kota. Begitu juga dengan adik laki-lakinya (Pamanku), namun dia tinggal satu kota dengan keluargaku.

Bahkan sebenarnya rumah Pamanku ini berdekatan dengan rumahku. Berbeda komplek, namun masih bisa dibilang satu perumahan. Karena rumah kami yang berdekatan, Pamanku ini sering berkunjung ke rumah kami. Sekadar (kupikir awalnya) main. Pagi, siang, sore, bahkan tengah malam. Karena saking seringnya, tetangga-tetangga sudah menganggap hal itu biasa.

Sementara itu, Ayahku adalah seseorang yang bekerja di lautan, tepatnya di pelayaran. Pulang bisa hanya 6 bulan sekali. Paling cepat paling 3 bulan sekali. Pokoknya jadi jarang banget di rumah.

2 dari 6 halaman

Ilustrasi selingkuh

Umur Ayah dan Ibu bisa dibilang berbeda cukup jauh. Ayah 9 tahun lebih tua dari Ibu. Kini, umur Ibu sudah mencapai angka 38. Meski demikian, Ibuku masih tetap terlihat cantik, 10 tahun lebih muda.

Ketika di rumah, Pamanku biasanya nge-gym dan bermain PS bersama kaka laki-lakiku. Dia biasa kupanggil abang, sih. Ah ya, Abangku sekarang ini kuliah di luar kota. Jadi, dia di rumah hanya dalam beberapa waktu saja. Sebulan sekali lah.

Tempat nge-gym dan PS itu berada di lantai 3. Selain itu, di lantai 3 ada juga ruang karauke dan rooftop. Intinya, lantai 3 itu khusus buat senang-senang, deh.

Namun sekarang, meskipun abang udah jarang di rumah, Paman malah jadi lebih sering main ke rumah. Jadi kenapa Paman malah lebih sering main ke rumah? Gak tau, aku gak kepikiran apa-apa.

Sampai tiba pada suatu malam, kejadian itu pun terjadi.

3 dari 6 halaman

Kamarku dan juga kamar abang ada di lantai 2, sedangkan kamar orang tuaku (Ibu dan Ayah) berada di lantai 1. Di lantai 2 tersedia dapur kecil, kulkas, meja makan, dan sebagainya. Lengkap deh. Tujuannya kalau ada teman abang atau temanku yang datang ke rumah, mereka nggak perlu sudah payah turun ke lantai satu.

Pada suatu malam, teman-temanku berencana berkunjung ke rumah, nginep. Tapi, aku lupa bilang ke Ibuku, dan juga Mba (pembantu). Jadi mau nggak mau aku yang harus membukakan pintu untuk teman-temanku. Aku turun pun dan keluar, ternyata teman-temanku belum sampai. Pada saat itu, aku nggak sengaja melihat sandal pamanku. Ah, paman masih main PS.

Aku pun menunggu teman-temanku di ruang keluarga, tapi teman-temanku lama banget sampainya. Karena sebagian besar lantai 1 lampunya dimatikan, aku jadi agak takut. Gelap. Maka, aku pun berniat untuk menunggu teman-temanku di kamar ibu saja.

4 dari 6 halaman

Istri Selingkuh dengan Ipar

Malam itu sudah sekitar jam 2. Ketika aku membuka pintu kamar ibuku, aku kaget bukan main. Saking kagetnya aku sampai gak terlihat kaget, hanya diam bagai patung. Ya, di dalam kamar sana, aku melihat Ibu dan Paman sedang telanjang bulatm dengan posisi orang sedang berhubungan badan.

Ibu dan Paman yang menyadari akan keberadaanku pun ikut terdiam. Tiba-tiba, Ibu dengan gegabah pakai baju lagi. Ia berusaha untuk menjelaskanku dengan segala kebohongan yang coba ia buat.

" Ini nggak seperti yang kamu pikir."

Ah, salah besar jika Ibuku ini mencoba membodohi seorang anak yang berusia 17 tahun.

Di samping itu, Paman dengan santainya kembali tiduran di kasur, menutupi badan telanjangnnya dengan selimut. " Cuma pijitin aja, kok," katanya santai.

Tapi aku gak bisa santai. " PIJITIN PLUS PLUS PLUS YA OM!" Persetan jika orang-orang lain mendengarnya. Justru aku ingin semua orang tau betapa busuknya ibu dan pamanku ini.

Aku lari ke kamar, ibu terus berusaha mencoba menggapaiku dengan mengikuti. Aku biarkan ibu di luar, sementara ketika memasuki kamar aku kunci pintu.

5 dari 6 halaman

Segera kugapai ponselku. Kuhubungi teman-temanku agar cepat datang. Tak lupa kuhubungi Abangku dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Setelah kuceritakan semuanya, abangku hanya diam, namun kemudian pecah: " KELUARGA ANCUR!"

Di saat itu, aku pun menangis sejadi-jadinya. Benar, keluarga ini sudah hancur. Rumahku bukanlah lagi rumah yang kukenal; tempat paling nyaman untuk pulang.

Ibu yang kukenal selama ini adalah seorang wanita yang aktif ikut pengajian bersama ibu-ibu komplek lainnya. Ibu yang kukenal selama ini adalah wanita yang benar-benar baik dan taat beragama.

 

Beri Komentar