Gelar Pesta Ultah Saat Pandemi, Gebby Vesta Dihukum Nyapu Pasar Jimbaran

Reporter : Hevy Zil Umami
Selasa, 2 Juni 2020 03:03
Gelar Pesta Ultah Saat Pandemi, Gebby Vesta Dihukum Nyapu Pasar Jimbaran
Merayakan pesta ulang tahun di Bali, Gebby mengundang 40 orang temannya.

Gebby Vesta membuat kehebohan balum lama ini, pasalnya ia nekat mengadakan pesta ulang tahun, padahal masih dalam kondisi larangan untuk membuat keramaian seperti sebuah pesta.

Gebby diketahui tengah berada di Bali, tepatnya di daerah Jimbaran. Setelah kabar tentang dirinya yang nekat menggelar pesta menyebar, Gebby pun langsung kena sanksi dari Kantor Desa Adat Jimbaran.

1 dari 3 halaman

Video Permintaan Maaf

Gebby Vesta Kena Sanksi Adat Bali

Salah satu sanksi yang diberikan pada Gebby adalah membuat video permintaan maaf. Gebby sudah membuat sebuah video permintaan maaf dan penyesalannya di Kantor Desa Adat Jimbaran. Namun sanksi yang diberikan tak hanya sampai di situ.

Oleh Kantor Desa Adat Jimbaran, Gebby juga diberikan sanksi sosial, yakni menyapu halaman Kantor Desa Adat Jimbaran, dan Pasar Jimbaran.

2 dari 3 halaman

Kena Sanksi Sosial

Gebby Vesta Kena Sanksi Adat Bali

Sanksi ini harus dilakukan Gebby selama tiga hari berturut-turut. Hukuman ini pun keluar atas instruksi langsung dari Bendesa Adat Jimbaran Kuta Selatan, I Made Budiarta, pada hari Senin, 1 Juni 2020, seperti dilansir dari Radar Bali.

" Kami kasih sanksi menyapu di sekitaran kantor (Desa Adat Jimbaran) dan di Pasar Jimbaran. Dia disanksi selama tiga hari. Mulai menyapu pagi hari sekitar jam 8 atau 9 pagi," ucap I Made Budiarta.

3 dari 3 halaman

Merasa Kecolongan

Gebby Vesta Kena Sanksi Adat Bali

I Made Budiarta pun mengakui kalau dirinya kecolongan, karena Gebby berhasil mengadakan pesta dengan mengundang 40 orang temannya, padahal tidak ada izin sama sekali. Apalagi Bali tengah menegakkan peraturan yang cukup ketat terkait pandemi ini.

" Awalnya kami tidak tahu karena tidak ada laporan. Kemudian kami tahu dari teman-teman media. Jadi kalau nggak salah kejadiannya hari Senin minggu lalu. Kami baru tahu dua hari kemudian. Kami merasa kecolongan di desa adat. Yang punya vila juga tidak melapor. Kemudian saya tanya di posko kami mereka juga tidak tahu," tambahnya.

Moga apa yang dialami oleh Gebby bisa jadi pembelajaran untuk kita semua ya.

Beri Komentar