© Harianjogja.com Dan Twitter.com/y03_n4n4
Masih ingat kan peristiwa susur sungai SMPN 1 Turi yang terjadi beerapa hari belakangan ini? Ya, banyak murid SMPN 1 Turi yang tenggelam ketika melakukan salah satu kegiatan pramuka tersebut, dan 9 pelajar tak dapat diselamatkan lagi alias meninggal.
Namun, tahukah kamu siapa orang pertama kali yang berusaha untuk menyelamatkan anak-anak yang terbawa arus susur sungat tersebut?
Perkenalkan, dilansir dari HarianJogja.com, namanya adalah Sudarwanto, seorang petani berusia 37 tahun yang biasa dipanggil Pak Kodir. Dia warga asli sana, tepatnya warga Dusun Kembangarum, Desa Donokerto, Kecamatan Turi.
Setiap harinya, Pak Kodir selalu pergi memancing, tepatnya di Kali Sempor. Apalagi sehabis turun hujan, Pak Kodir nampaknya begitu bersemangat, karena ikan-ikan akan banyak.
Di hari kejadian, ketika sore turun dia juga turun ke kali tersebut. Belum sempat menaruh alat pancing, Kodir mendengar suara teriak minta tolong.
Lelaki tersebut pun turun menuju sumber suara tersebut. Ternyata, segerombol anak-anak berseragam pramuka yang berteriak minta tolong terjebak arus deras sungai, ada yang menangis juga. Dengan cepat Pak Kodir terjun ke sungai tersebut.
Biasanya, Sungai atau Kali Sempor hanya berkedalaman setengah meter. Tapi pada hari itu, air tiba-tiba melupai hingga 2 meter.
Meski nggak bisa menyelamatkan semuanya, di dalam hatinya dia ingin sekali. Dengan tangga yang biasanya dipakai untuk menyebrangi Sungai atau Kali Sempor, Pak Kodir sudah berusaha semaksimal mungkin. Apa boleh buat, dia hanya seorang diri. Hampir ikut tenggelam juga.
Peristiwa tersebut turut membuatnya sedih. " Saya sedih kalau mengingat kejadian itu," ujarnya.
Semoga amal ibadah korban susur sungai selama masa hidupnya diterima di sisi-Nya, dan keluarga diberi ketabahan dan kesabaran.
Semoga kejadian ini nggak terjadi lagi, dan terima kasih untuk Pak Kodir, karena sudah mau menolong tanpa pikir panjang walaupun risikonya besar.
Semoga Pak Kodir dapat menginspirasi kita semua.
BACA ARTIKEL SEBELUMNYA: Susur Sungai Saat Ikut Kegiatan Pramuka, 9 Siswi Ini Malah Kehilangan Nyawanya