© Donasionline.id
Usia senja biasanya adalah masa di mana mereka menikmati hidup, menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta. Bersama anak-anak, sanak saudara, cucu sampai cicit.
Namun, ternyata tak sedikit mereka yang sudah lansia harus masih berjuang dari susahnya hidup.
Seperti Kakek Duriyat. Umurnya sudah 65 tahun, namun dirinya masih bertahan hidup, sendirian. Ya, sendirian. Ia hidup tanpa anak dan istri di Desa Cangkring Kabupaten Tegal.
Sebenarnya, Pak Duriyat bekerja sebagai pembuat kandanga ayam. Modal yang dikeluarkannya adalah Rp 25 ribu. Namun, upah yang didapatkannya hanya sebesar Rp 20 ribu. Pak Duriyat ternyata nggak cari untung, yang penting ada yang beli. Katanya, itung-itung agar Pak Duriyat ada kegiatan.
" Iya, sebenarnya dak untung. Daripada ga laku kalau dijual, itung-itung sebagai kegiatan kakek saja."
Sementara itu, tempat tinggal Pak Duriyat sangatlah tak layak. Gubuknya begitu seadanya. Gbuk tersebut hanya dibuat dari seng di bagian sisinya. Sementara masih banyak celah besar sehingga hujan dan angin pun bisa masuk dengan mudahnya.
Tak ada kasur, Pak Duriyat tidur hanya dengan beralaskan kardus. Perabotan pun seadaanya. Ditambah lagi, gubuk tersebut ia bangun di tanah milik orang lain. Pak Duriyat bisa saja diusir sewaktu-waktu oleh si pemilik tanah.
Pak Duriyat pun bisa dibilang jadi sering menahan lapar. Tim Relawan Rumah Yatim ketika menemuinya, Pak Duriyat sedang dalam keadaan sakit. Ternyata Pak Duriyat hanya bisa makan dua pisang kecil seharga Rp 2 ribu dan segelas air putih.
Pak Duriyat senang sekali jika diundang tahlilan. Sebab, di waktu itulah Pak Duriyat bisa makan enak. Ia hanya bisa berharap bisa tidur dan punya pakaian yang layak, serta terpenuhinya kebutuhan pokok.
Jika kalian ini berdonasi, bisa klik link ini ya!