© 2021 Shutterstock.com
Hoax adalah suatu kebohongan atau dusta, biasanya dimaksudkan untuk menghibur, membodohi atau maksud lainnya. Hoax biasanya berupa konten sensasional yang ternyata hanyalah berisi pesan palsu. Seiring dengan masifnya perkembangan teknologi informasi, hoax juga beredar secepat kilat.
Hoax menyebar dengan cepat di media sosial. Salahs atu faktor yang menyebabkan ini terjadi adalah beragamnya latar belakang perilaku pengguna. Akibatnya, hoax meluncur tanpa sempat diverifikasi, lalu diyakini oleh orang yang rentan terhadap misinformasi dan menimbulkan berbagai masalah : memecah belah, kepanikan publik, kecurangan, bahkan kematian.
Lebnih lanjut tentang hoax adalah yuk simak uraian Diadona berikut.
Berikut ini adalah arti hoaxx menurut beberapa ahli.
Hoaks atau hoax adalah berita bohong atau berita tidak bersumber. Hoax adalah informasi palsu tapi dibuat seolah-olah benar dan deverifikasi kebenarannya.
Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/ pendengarnya untuk percaya.
Hoax merupakan berita palsu dan berisi informasi yang menyesatkan orang serta memiliki agenda politik tertentu. Hoax kadang nggak cuman menyesatkan, tapi nggak memiliki landasan kebenaran namun disajikan seolah-olah sebagai serangkaian fakta.
Mengapa sih orang-orang bisa percaya dengan berita hoax? Melansir situs World Goverment Summit, kemungkinan ini terjadi karena dua faktor yakni kepercayaan seseorang terhadap sesuatu hal dan kebutuhan akan kepastian.
Pesan yang diterima bisa menyuburkan kepercayaan yang mereka miliki, terlepas benar atau tidak. Informasi yang sejalan dengan apa yang mereka percaya sebagai suatu kebenaran, akan lebih mudah mereka terima. Pesan tersebut ditanggapi dengan 'iman' dan keyakinan tanpa perlu banyak bukti dan tidak perlu diversifikasi.
Faktor lainnya adalah karena informasi hoax itu mengandung kepastian, salah satu kebutuhan manusia. Jadi begitu hoax disebar dan memberikan informasi yang pasti (dalam kasus pandemi ini, misalnya hoax bahwa virus disebar oleh sekelompok orang yang menginginkan sesuatu), maka informasi paslu tersebut lebih mudah dipercaya tanpa banyak pengawasan.
Salah satu yang bisa menangkan hoax adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang. Tapi seringkali seseorang cuman punya sedikit informasi untuk menghadapi pesan hoax baru yang muncul, dan di kondisi ini ketika seseorang nggak tahu apa yang harus dipercaya, dia berada dalam posisi yang rentan terhadap bias motivasi. Nah, akhirnya mereka kemudina mencari sumber informasi ya kan?
Namun di masa ini, perubaha serba cepat dan kekacauan secara informasi membaut orang-orang tuh mencari informasi di manapun yang mereka bisa. Keadaan ini dan kekosongan yang diciptakan terhadap otoritas informasi pusat membuka pintu masuknya beragam hoax.
Sementara itu, yang disebut dengan berita hoax adalah suatu informasi palsu yang tampil dalam bentuk berita. Berita hoax mudah menyebar di media sosial, atau biasnya dibawa oleh seseorang dengan tujuan tertentu. Dalam beberapa definisi, berta hoax adalah berita satir yang disalah artikan sebagai berita benar dan artikel yang menggunakan judul sensasional atau clickbait yang nggak sesuai dengan isi berita di dalamnya.
Hoax bisa melibatkan banyak subyek, mulai dari teknologi, kesehatan, cerita horor, teori konspirasi bahkan nggak jarang berujung pada permintaan sumbangan. Hoax adalah sesuatu yang dirancang secara spetakuler, dikutip dari G Data Software, namun tidak berdasarkan fakta yang ada.
Dalam beberapa kasus, kita mungkin nggak menyadari bahwa kita sedang terpapar hoax. Namun dengan meluangkan sedikit saja waktu untuk searching kebenaran beritanya di internet, hal ini sangat membantu mencegah kita mempercayai berita yang tidak benar adanya.
Beberapa tanda yang biasnaya ada dalam pesan hoax adalah :
Sementara itu, ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, juga membeberkan beberapa ciri berita hoax, antara lain:
Berbahaya sekali. Terlebih bila hoax tersebut dikemukakan oleh seseorang yang memiliki perhatian publik, dalam kondisi darurat dan berkaitan dengan hidup orang banyak, seperti yang terjadi selama pandemi Covid-19 ini.
Melansir AP News, saat dunia sedang berjuang dengan keganasan virus Covid-19, bersamaan dengan itu pula lahirnya beragam teori konspirasi yang membuat orang nggak percaya dengan keganassan virus ini. Akhirnya mereka menolak untuk pakai masker, social distancing atau bahkan nggak mau vaksin lho. Dan akibat dari ketidak percayaan itu, banyak hal memilukan terjadi.
Salah satunya yang sedang hangat dibicarakan di Indonesia saat ini adalah klaim dari dr. Lois bahwa penyebab kematian pasien bukan karena virus melainkan karena pemberian obat-obatan selama perawatan infeksi Covid-19.
Pernyataann tersebut bahkan keluar saat dr. Lois diminta menjadi narasumber di sebuah acara talkshow televisi. Polisi menyebut pernyataan dr. Lois itu menggangu kerja pemerintah dalam penangangann wabah.
Bayangkan, hoax ini berasa dari seorang yang mengatasnamakan dirinya dokter.
Apa yang terjadi kemudian? Seorang laki-laki mengklaim ayahnya meninggal karena hoax , salah satunya yang disebarkan dr. Lois. Sang ayah tak mau divaksin karena percaya bahwa vaksin haram. Padahal, MUI telah mengeluarkan fatwanya. Selanjutnya saat akhirnya terinfeksi, ayahnya tak mau mengkonsumsi obat karena terpengaruh oleh paparan dr. Lois yang menyatakan interaksi obat adalah penyebab pasien meninggal.
Hoax tentang vaksin yang mengandung elemen berbahaya untuk tubuh juga akhirnya membuat orang ramai-ramai tak mau vaksinasi. Padahal, herd immunity dibutuhkan agar pandemi cepat berakhir.
Hoax adalah berita yang mengandung informasi palsu yang menyesatkan. Cara menangkisnya yakni dengan membalas kontek hoax dengan informasi yang sebenarnya. Melelahkan memang, namun setara bila melihat akibat yang ditimbulkan.