© 2021 Https://www.Instagram.com/claurakiehl
Polemik sinetron Suara Hati Istri - Zahra masih belum usai. Kabar terbaru, pihak produksi menggantikan karakter utama, Lea Ciarachel yang memerankan sosok Zahra. Namun, publik masih merasa aneh dengan keputusan tersebut.
Publik menilai masalahnya bukan hanya pemeran di bawah umur, tapi jalan cerita sinetron Zahra yang seolah mendukung pedofilia.
Cinta Laura juga menyoroti keputusan dan polemik sinetron Suara Hati Istri - Zahra. Melalui sebuah unggahan, Cinta Laura mengatakan bahwa mengganti peran utama dengan orang dewasa dalam program televisi dimaksud bukanlah solusi dari permasalahan yang terjadi.
" Mengganti peran utama dengan orang dewasa (18 plus) di program televisi yang secara tidak langsung mempromosikan pedofilia, kekerasan, dan pernikahan di bawah umur bukan solusi terhadap apa yang sudah terjadi," tulis Cinta Laura.
Cinta Laura pun membeberkan alasan di balik pendapatnya tersebut.
" Kenapa? Karena yang dilakukan adalah menormalisasikan tindakan menjijikkan tersebut. Please KPI, Do not further perpetuate rape culture in this country," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) rupanya telah mengambil sikap dan mengambil keputusan terkait sinetron Zahra yang menuai kecaman dari masyarakat. Lea Chiarachel yang memerankan Zahra akan digantikan setelah menyelesaikan tiga episode mendatang.
Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan Nuning Rodiyah sebelumnya mendapat klarifikasi dari Direktur Program Indosiar Harsiwi Ahmad terkait sinetron Suara Hati Istri.
Selain mengganti pemeran Zahra, Indosiar juga diminta mengganti tema sinetron Zahra yang bercerita tentang istri ketiganya.
" Jangan sampai ada hak anak yang terlanggar karena televisi abai dengan prinsip tersebut," kata Nuning dalam siaran persnya, Rabu (2/6/2021).
Nantinya, KPI Pusat akan memanggil kembali Indosiar setelah melakukan evaluasi menyeluruh.
Imbauan KPI ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi seluruh stasiun televisi ke depannya. Mengingat besarnya minat penonton terhadap program sinetron.
" Kita tentu berharap, sinetron tidak menyebarluaskan praktek hidup yang dapat merugikan kepentingan anak Indonesia," tegasnya.