© Shutterstock
Berita-berita kasus kejahatan pada perempuan tak ada habis-habisnya. Setiap harinya, pasti ada. Pencabulan, pelecehan seksual, pemerkosaan, bahkan tak sedikit yang disertai dengan pembunuhan. Miris sekali.
Pelaku pencabulan dan semacamnya tak memandang bulu ia bekerja sebagai apa. Bahkan melansir dari Suara.com, di Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten, ada seorang pimpimnan Pondok Pesantren berinisial JM yang diduga teah mencabuli 15 santiwatinya.
Pimpimnan Ponpes tersebut bermodalkan iming-iming jimat dan wapak atau rajah. Sebelum memberikan tawarannya itu, pelaku meminta korban untuk melayani nafsunya.
Hal ini terungkap saat beberapa korban memberanikan dirinya untuk melapor. Sepertinya membutuhkan waktu, sebab para korban diancam oleh pelaku akan disantet dan dikeluarkan dari pondok jika berani menceritakan aksi bejatnya kepada siapapun.
Tak sampai di situ. Bahkan Anton Daeng Harahap, perwakilan keluarga korban, mengungkapkan bahwa korban diancam akan diguna-guna jika mereka berani melapor ke kepolisian.
Daeng juga menambahkan bahwa pelaku padahal sudah mempunyai 3 istri. Menjabat sebagai pimpinan pondok pesantren, belasan santriwatinya pun masih menjadi korbannya.
" Padahal dia punya istri tiga, bahkan istrinya juga korban. Dia itu ketua yayasan enggak pernah ngajar di Ponpes, cuma nyariin korban saja," jelas Daeng.
Kasus ini masih berstatus 'diduga', karena masih dalam proses penyelidikan, sehingga pelaku masih belum ditetapkan sebagai tersangka.
" Yang lapor ada empat orang. Terlapor sudah diperiksa sebagai saksi. Kita pastiin dulu semua ini," ucap Kasar Reskrim Polres Serang Kota AKP Indra Feradinata.
Jabatan apapun yang sedang dipegang, kejahatan kepada perempuan tetapkan sebuah kejahatan. Semoga kasus ini tak lagi ada, ya!
