Jadi Korban Panic Buying karena Covid-19, Kakek 80 Tahun Cuma Bisa Seret Keranjang Belanja Kosong

Reporter : Firstyo M.D.
Kamis, 19 Maret 2020 17:57
Jadi Korban Panic Buying karena Covid-19, Kakek 80 Tahun Cuma Bisa Seret Keranjang Belanja Kosong
Manusia kalau rakus malah bikin susah sesamanya.

Dalam kondisi darurat seperti merebaknya wabah virus corona yang menimbulkan penyakit covid-19 sekarang ini, bisa dipastikan muncul kepanikan yang nggak terkontrol dari masyarakat.

Terlebih di beberapa wilayah mulai menerapkan sistem lockdown atau tutup total, di mana masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut nggak boleh beraktivitas di luar ruangan.

Dampak dari kebijakan itu adalah munculnya perilaku panic buying alias belanja atas dasar rasa panik, bukan butuh. Panic buying ini identik dengan kebiasaan menimbun. Membeli sebanyak mungkin barang dengan asumsi dijadikan persediaan.

Namun ternyata, perilaku menimbun seperti ini justru bisa merugikan sesama. Seperti yang terjadi di Sidney, Australia. Seorang kakek nampak tidak kebagian bahan apapun saat berbelanja di sebuah supermarket.

1 dari 2 halaman

Kakek 80 tahun kehabisan persediaan

Kejadian tersebut ditangkap oleh Helena Ellis, seorang DJ. Ellis membagikan foto lewat unggahan di Facebook. Dalam captionnya, Ellis menceritakan bagaimana dia nggak tega dengan pemandangan yang dilihatnya tersebut.

" Hari ini aku pergi ke supermarket saat aku lihat kakek ini, mungkin usianya sekitar 84 tahun. Dia melihat ke arah rak kosong dengan keranjang belanja yang juga kosong. Patah hatiku melihatnya," tutur Ellis dalam caption tersebut.

Ellis pun hanya kebagian dua pak roti hot dog yang merupakan dua stok terakhir di supermarket tersebut. Dia kemudian berinisiatif membagikan satu pak untuk si kakek.

" Setidaknya masih ada roti," ujar Ellis pada si kakek. Mereka kemudian tertawa bersama dan si kakek mengucapkan rasa terima kasihnya.

2 dari 2 halaman

Fenomena panic buying memang terjadi hampir di seluruh negara yang mengalami wabah covid-19. Mereka yang terjebak dalam perilaku tersebut berpikir bahwa dengan menumpuk kebutuhan sebanyak-banyaknya akan menyelamatkan dari situasi genting. Padahal justru ketamakan seperti itu lah yang akan menyebabkan kondisi masyarakat timpang. Akan ada yang punya banyak persediaan sementara sisanya nggak dapat sama sekali dan hanya bisa pasrah.

Dalam lanjutan captionnya, Ellis mengingatkan kita semua untuk nggak egois dalam berbelanja karena semua orang punya kebutuhan yang sama saat ini.

" Jangan hanya mengambil karena kamu memikirkan dirimu sendiri. Pikirkan juga tetanggamu dan mereka yang mungkin jauh dari supermarket. Utamakan juga para orang lanjut usia," pesan Ellis.

Situasi boleh darurat, tapi hati nurani jangan sampai mati ya.

Beri Komentar