© PT Phapros Tbk
PT Phapros Tbk baru-baru ini melakukan survey internal yang melibatkan masyarakat yang berdomisili di wilayah Jabodetabek. Adapun yang menjadi responden berasal dari berbagai kalangan, dari mulai karyawan, tenaga kesehatan, hingga mahasiswa.
Penelitian ini untuk mengetahui perspesi konsumen terhadap Phapros serta pengetahuan mereka tentang industri farmasi di Indonesia. Dari hasil survey tersebut, diketahui bahwa Antimo menjadi produk yang paling banyak dikonsumsi konsumen.
© PT Phapros Tbk
Sejalan dengan hasil survey tersebut, Ida Rahmi Kurniasih selaku Plt Dirut PT Pharpos Tbk, mengatakan jika banyak masyarakat yang memang memiliki loyalitas terhadap antimo. Bukan tanpa alasan, Antimo memang memberikan manfaat ampuh dalam jangka pendek untuk mabuk perjalanan.
Bahkan, dibandingkan merek lainnya 14 persen responden lebih sering mengonsumsi obat untuk menyamankan perjalanan tersebut. hal ini menunjukan bagaimana peran Antimo yang cukup krusial di masyarakat.
© PT Phapros Tbk
Jadi Diazens, dalam survey internal yang digelar kali ini, demografi responden terdiri dari 68 persen adalah pekerja kantoran atau wirausaha, 20 persen adalah ibu rumah tangga , 3 persen tenaga kesehatan, 8 persen mahasiswa atau pelajar dan sisanya di luar profesi tersebut.
Selain seputar Antimo sebagai obat paling laris, ada juga survey mengenai sumber informasi keseatan yang digunakan masyarakat. Hasilnya, sebanyak 77 persen responden mendapatkan dari media sosial, dan 15 persen dari portal berita dan 6 persen responden mendapatkan informasi tentang kesehatan dari newsletter organisasi atau perusahaan.
© PT Phapros Tbk
Masih dalam kesempatan yang sama, Ida Rahmi Kurniasih mengatakan jika hasil survey ini akan menjadi bagi pihaknya untuk terus berkontribusi dalam melayani masyarakat melalui obat dan alkes yang inovatif.
Selain itu, dalam kurun satu bulan terakhir hingga akhir Juli 2024 , pergerakan saham PT Phapros Tbk (PEHA) mengalami peningkatan sebesar 8 persen. Seperti diketahui, sektor farmasi masih menjadi sektor yang menarik di tahun 2024, termasuk saham-saham emiten di sektor tersebut.
Meski tantangannya banyak, peluang yang ditawarkan juga tidak sedikit. Banyaknya perusahaan farmasi di Indonesia yang terus bertumbuh, baik dari sisi produksi obat-obatan maupun alat kesehatan merupakan faktor yang membuat pasar farmasi masih cerah tahun ini.