© Instagram.com/@tetijeremy
Sosok Jeremy Teti lebih dikenal sebagai jurnalis dan kini aktif juga sebagai seorang entertainer. Sepak terjangnya sebagai reporter berita sudah tidak bisa diragukan lagi.
Dalam kanal YouTube Deddy Corbuzier yang videonya diunggah pada Selasa, 25 Agustus 2020, Jeremy menceritakan pengalaman hidup saat ia meliput di Timor Timur pada 1999 silam, yang kala itu terjadi aksi peperangan.
Awalnya ia mengaku bahwa merasa tidak takut dengan aneka ancaman yang diberikan sebab pernah menghadapi situasi lebih mencekam saat menjadi jurnalis perang di Timor Leste.
" Gue aja ikut perang gue gak mati, apalagi cuma diancam," tuturnya.
" Ikut jadi reporter perang di Timor Timur, lepasnya dari Indonesia tahun 1999. Siapa reporter Indonesia yang melakukan siaran langsung dari Timor Leste sampai detik dievakuasi keluar di Timor Leste," lanjut Jeremy.
Jeremy Teti sendiri adalah pria asal Tambua, Nusa Tenggara Timur. Dengan alasan itulah ia bersedia untuk meliput aksi perang di Timor Timur karena merasa dekat dengan tanah kelahirannya.
Tak berjalan mulus dan sering ada kejadian duka hingga mencekam, Jeremy pun melanjutkan ceritanya bahwa ia pernah ditodong pistol.
" Pernah (ditodong pistol). Itu waktu siaran langsung di Timor Timur tahun 1999, orangnya datang sementara live kan udah countdown (hitung mundur). Kan siaran siang jam 12, aduh tinggal berapa detik lagi harus udah masuk harus ngomong terus orang pakai motor dengan knalpot racing dia datang muter-muter aku, kan kita cuma berdua sama kameramen," akui Jeremy.
Saat itu ia bersama kru menolak mengeluarkan pernyataan yang diminta tersebut karena tak ada bukti bahwa pria di Timor Timur ditembak oleh pihak kepolisian.
" Ya gak boleh dong (ngomong penembakan) lah gue gak punya bukti," jelasnya.
" Benar itu sangat bisa (ditembak), jaraknya deket dia muter-muter pakai motor. Kameramen jaraknya beberapa meter dari gue," ungkapnya.
Berdasarkan ceritanya, ia dapat lolos dan 'selamat' karena membalas ucapan mereka dengan bahasa daerah Timor Timur yang selama ini ia kuasai.
Selain hampir ditembak, ia juga hampir diculik saat mengumumkan jajak pendapat mengenai kemerdekaan Timor Leste.
" Hampir diculik dan memang itu kan saat mau pengumuman jajak pendapat, tetiba informasi bocor dari intel polisi, yang siaran langsung kan cuma gue sendiri dengan kru-krunya dari SCTV saat itu Liputan SCTV. TV lain gak ada satupun yang berani melakukan siaran langsung jajak pendapat di Timor Leste tahun 1999, gue sendiri di sana selama dua minggu, live di jalan raya ke mana-mana," imbuhnya.