Jalani Wisuda Online di Tengah Hutan, Alasan Mahasiswi Ini Bikin Haru

Reporter : Devi Puspitasari
Sabtu, 12 Desember 2020 10:00
Jalani Wisuda Online di Tengah Hutan, Alasan Mahasiswi Ini Bikin Haru
Dengan didampingi kedua orang tuanya, mahasiswi ini jalani wisuda online di tengah hutan.

Momen wisuda jadi salah satu momen spesial bagi mahasiswa. Setelah bertahun-tahun menempuh pendidikan, akhirnya tuntas sudah dan mendapat gelar sebagai seorang sarjana.

Di masa pandemi ini, wisuda pun terpaksa digelar berbeda secara online. Hal ini juga yang dialami oleh seorang mahasiswa asal Flores Timur bernama Katarina Oa Jebe.

Tapi, berbeda dengan mahasiswa lainnya yang biasanya melakukan wisuda online di rumah, Katarina terpaksa melakukan wisuda di tengah hutan.

1 dari 8 halaman

Wisuda di Tengah Hutan

Mahasiswi wisuda di tengah hutan

Momen wisuda mahasiswi ini dibagikan oleh salah satu netizen Facebook dengan akun bernama Wollo Optimal. Ia mengunggah video momen wisuda mahasiswi bernama Katarina ini yang dilakukan di tengah hutan.

" Katarina Oa Jebe, S.K.H seorang putri dari dusun Waibreno, Desa Baya, Adonara Tengah, Flores Timur, NTT yang pada hari ini mengikuti acara wisuda secara online," tulis Wollo.

2 dari 8 halaman

Alasan Wisuda di Tengah Hutan

Ternyata, alasan Katarina terpaksa wisuda di tengah hutan karena susahnya sinyal internet di desanya. Karena itu, ia yang didampingi kedua orang tuanya harus menuju tengah Hutan Gaharu agar bisa wisuda online.

" Karena sinyal internet terbatas akhirnya melangsungkan acara wisuda di Hutan Gaharu," lanjutnya.

Dalam video yang diunggah Wollo itu, terlihat Katarina yang memakai toga didampingi kedua orang tuanya. Saat dipanggil, Katarina ternyata juga meraih gelar cumlaude.

3 dari 8 halaman

Komentar dan Doa Netizen

Video yang diunggah Wollo ini pun berhasil menyentuh hati banyak netizen. Nggak sedikit dari mereka yang terharu sekaligus bangga dengan Katarina.

" Luar biasa, dan Akan menjadi sejarah hidup mu,, Profct ade, sukses selalu ina," tulis seorang netizen.

" Semoga ilmunya bermanfaat untuk membangun daerah kakak," komentar netizen lainnya.

" Luar biasa,, sarjana lahir di tengah pandemi,,, sukses kedepanx dibalik kesuksesan anak ada orang tua yang hebat,,, selamat berbahagia ade n keluarga,,TYM," tulis seorang netizen.

4 dari 8 halaman

Susah Akses Internet, Ayah Ini Rela Bangun Tenda di Atas Bukit Demi Putrinya Bisa Ikut Kelas Online

Ayah bangun tenda demi putrinya bisa ikut kelas online

Dikutip dari World of Buzz, Mohd Azmi baru-baru ini mendirikan tenda di atas bukit setinggi 20 meter. Hal ini ia lakukan agar putrinya bisa mengikuti kelas online di desa mereka yang memiliki jangkauan internet yang lemah.

Sang putri, Nurlieda Khaleeda, adalah seorang mahasiswi tahun kedua teknologi laboratorium kedokteran dari Universitas Malaya. Menurut Nurlieda, apa yang dilakukan ayahnya untuk menunjangnya belajar ini bukan pertama kalinya.

5 dari 8 halaman

Bangun Tenda di Atas Bukit untuk Putrinya

Sebelumnya, Mohd Azmi pernah pergi ke kota yang jaraknya tiga kilometer hanya untuk mencari koneksi internet yang layak bagi putri tercintanya.

Sayangnya, karena pemberlakuan kontrol pergerakan bersyarat (CMCO) di Kelantan selama dua minggu, hal ini membuat Azmi harus mencari alternatif lain agar Nurlieda bisa mengikuti kelas online. Karena itulah ia memutuskan membangun tenda di atas bukit untuk putrinya.

6 dari 8 halaman

Menemani Sang Putri saat Kuliah Online

Ayah bangun tenda demi putrinya bisa ikut kelas online

" Ruang kelas" pribadi Nurlieda ini dilengkapi dengan kursi, meja, laptop, dan modem nirkabel yang ia bawa sekitar 30 meter dari rumah mereka. Mahasiswi berusia 20 tahun ini mengaku ia menggunakan " ruang kelas pribadi" nya itu setiap hari. Hanya saja ia menghindari belajar sampai larut malam karena risiko hewan berbahaya seperti ular.

Untuk memastikan keamanan sang putri, Mohd Azmi menemani putrinya di tenda setiap hari sampai ia selesai kelas atau ujian.

7 dari 8 halaman

Menghabiskan Waktu 2 sampai 3 Jam per Harinya

" Apalagi sekarang, karena hujan setiap hari. Tenda tidak nyaman, tapi kami tidak punya pilihan demi masa depannya. Ini bukan hanya masalah yang kita hadapi. Siswa lain di perguruan tinggi dan sekolah juga mengalami masalah yang sama," pria berusia 48 tahun ini.

Sementara itu, Nurlieda biasanya menghabiskan sekitar dua sampai tiga jam sehari di tenda untuk kelas atau ujian online-nya.

8 dari 8 halaman

Bila Nurlieda mengikuti kelas online di atas bukit, lain lagi dengan sang adik Mohd Amin Khalili yang juga seorang mahasiswa. Pemuda ini mengaku lebih nyaman memanjat pohon di dekat tenda kakaknya untuk mendapat koneksi internet.

Saat hujan turun di musim hujan seperti sekarang, hujan akan mengguyur laptop tapi itu nggak bisa dihindari. Saya menjalani itu semua demi belajar dan ujian," ucapnya.

Bikin haru ya perjuangan pelajar-pelajat ini di tengah pandemi. Gimana nih tanggapan kamu?

Beri Komentar