(c) Shutterstock
Masyarakat Indonesia patut berbangga karena negeri ini memiliki kekayaan yang luar biasa. Selain memiliki beragam budaya, suku, dan bahasa, di sini juga bisa ditemukan beragam keanekaragaman alam. Bukan hanya tanaman, bahkan negeri ini mempunyai beragam jenis tanah dengan karakter yang berbeda-beda.
Tahukah kamu jika tanah sendiri memiliki definisi sebagai kerak bumi yang disusun dari bahan organik serta mineral. Perannya begitu penting dan vital bagi keberlangsungan kehidupan, khususnya tumbuh-tumbuhan. Di dalamnya terdapat unsur hara yang sangat diperlukan dalam keberlangsungan hidup tanaman. Selain itu, tentu saja ada banyak spesies yang sangat menggantungkan hidup pada tanah sebagai tempat hidup alias habitat.
Di Indonesia sendiri ada beragam jenis tanah yang persebarannya berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Baik tidaknya tanah di suatu tempat bergantung pada kandungan yang terdapat di dalamnya. Idealnya, tanah yang baik memiliki kandungan mineral sebanyak 50%, bahan organik 5%, dan air sebanyak 25%. Lebih jauh tentang jenis tanah di Indonesia beserta persebarannya secara lengkap bisa kamu temukan di bawah ini.
Jenis tanah ini berasal dari sedimen lumpur yang terbawa oleh air di sungai. Terbentuk dari hasil erosi yang kemudian mengalami pengendapan bersama lumpur di sungai. Tanah alluvial merupakan hasil erosi yang diendapkan bersama lumpur sungai. Untuk sifatnya sendiri, alluvial berwarna kelabu dengan sifat yang menyuburkan dan umumnya ditemukan di daerah dataran rendah. Di Indonesia sendiri beberapa daerah yang banyak memiliki tanah alluvial di antaranya Sumatera, Jawa bagian Utara, Kalimantan selatan dan tengfah, serta Papua bagian utara dan selatan.
Sesuai namanya, jenis tanah ini berasal dari abu gunung atau vulkanis dan terjadi akibat letusan gunung api yang mengalami pelapukan. Tanah vulkanis banyak ditemukan di wilayah Bali, Sumatera, Jawa, dan sekitaran danau toba. Dikarenakan memiliki banyak sekali kandungan hara yang punya sifat alami menyuburkan, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai area perladangan.
Untuk pengklasifikasiannya sendiri, tanah vulkanis terbagi dalam dua tipe. Pertama ada tanah regosol yangh memiliki ciri-ciri butiran kasar berwarna kelabu kekuningan dengan kandungan sedikit bahan organik. Sangat cocok buat dijadikan lahan menanam tembakau, palawija dan juga aneka buah-buahan. Tanah regosol kebanyakan terdapat di Sumatera, Nusa Tenggara, dan Jawa.
Kemudian yang kedua adalah tanah latosol dengan ciri khas warna tanah merah hingga kuning serta memiliki kandungan bahan organik dengan sifat asam. Tanah jenis ini sangat cocok untuk dijadikan lahan menanam palawija, kopi, kelapa, karet, dan padi. Banyak terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Papua, Jawa, Minahasa, dan Bali
Jenis tanah ini muncul disebabkan oleh pembusukan aneka tumbuh-tumbuhan yang memiliki kandungan hara tinggi. Dengan begitu, tanah ini secara alami bersifat subur dan sangat cocok ditanami berbagai jenis tumbuhan seperti nanas, kelapa, dan padi. Biasanya terdapat di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Papua.
Biasanya jenis yang satu ini juga disebut tanah gambut dan dibentuk oleh pelapukan aneka bahan organik, misalnya pembusukan tanaman-tanaman di rawa. Proses pembusukannya kurang sempurna karena genangan airnya terlalu banyak. Ini pula yang menyebabkan sifat tanah organosol sedikit lebih asam dan bahkan terkadang sangat asam.
Dikarenakan selalu tergenang air, tanah gambut termasuk jenis yang kurang baik dan proporsional untuk pertanian. Jenis tanah ini biasanya terdapat di beberapa daerah di Indonesia seperti pantai Kalimantan Timur, pantai barat Sumatera, Jawa, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat, dan Papua bagian barat.
Tanah inseptisol dibentuk dari bebatuan metamorf atau sedimen berwarna kecokelatan dan kehitaman dengan campuran sedikit keabu-abuan. Jenis tanah ini biasanya juga dapat digunakan untuk area pertumbuhan hutan. Selain itu, tanah inseptisol juga sangat cocok dipakai untuk lahan perkebunan seperti karet. Ingin melihat secara langsung jenis tanah ini? Bisa ditemui di beberapa daerah di Indonesia, seperti Kalimantan, Papua, dan Sumatera.
Dilihat dari namanya, sudah bisa ditebak kalau tanah ini berasal dari batuan kapur dan memiliki sifat yang tidak subur. Namun, tanah kapur masih bisa ditanami beberapa tanaman dan salah satunya pohon jati. Tanah ini banyak ditemui di daerah Blora, pegunungan Seribu, pegunungan Kendeng, dan Yogyakarta.
Untuk diketahui, tanah kapur terbagi dalam dua jenis, yaitu renzina dan mediteran. Tanah renzina adalah jenis tanah kapur yang merupakan hasil dari proses pelapukan batuan kapur di daerah dengan curah hujan tinggi. Oleh sebab itu warnanya jadi hitam dan kandungannya sangat minim zat hara dan biasa terdapat di daerah Gunungkidul Yogyakarta.
Jenis satunya tanah mediteran yang merupakan jenis tanah kapur yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan keras dan sedimen. Warnanya kemerahan dan cokelat serta memiliki sifat yang kurang subur. Meski begitu, jenis tanah ini masih tetap bisa digunakan untuk menanam jati, palawija, dan tembakau.
Memiliki sedikit kadar air dan juga minim kandungan hara, tanah pasir berasal dari batuan pasir yang mengalami pelapukan. Banyak ditemukan di wilayah pantai. Kemudian bisa kamu temukan misalnya di daerah Pantai Parangkusumo, Yogyakarta.
Ini jenis tanah yang sebenarnya tak terlalu subur dan bahkan bisa dikatakan tak memiliki tingkat kesuburan apapun. Ini disebabkan banyaknya kandungan zat besi dan aluminium di dalamnya. Kandungan haranya telah larut oleh curah hujan yang tinggi. Selain itu, tanah laterit juga bersifat sedikit tandus dan kering. Warnanya kekuningan sampai merah dan banyak ditemukan di berbagai wilayah di Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Barat.
Jenis tanah ini berasal dari proses pelapukan antara batuan sedimen dan batuan beku dengan ciri khas butiran kasar seperti kerikil. Sifatnya tak terlalu subur sehingga cukup ideal untuk ditanami pohon di hutan. Jenis tanah ini biasanya ditemukan di berbagai daerah seperti Papua, Maluku Selatan, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera.
Tak berbeda jauh dengan tanah kapur, tanah mergel pada dasarnya juga berasal dari kapur tapi dicampur dengan beberapa bahan lain sehingga membuat bentuknya sangat terlihat mirip dengan pasir. Bila dilihat lebih dalam, tanah mergel dibentuk dari tanah liat, pasir, serat batuan kapur yang mengalami pembentukan dengan batuan kapur tapi tak terlalu merata.
Tanah mergel ini sebenarnya memiliki sifat yang subur sehingga cukup baik untuk dimanfaatkan sebagai lahan persawahan atau perkebunan. Kandungan mineral serta airnya juga cukup banyak dan biasanya bisa ditemukan di Solo, Madiun, dan Kediri.
Sekarang sudah tahu kan, beberapa jenis tanah yang ada di Indonesia beserta ciri-ciri serta karakternya? Ini membuktikan kalau Indonesia benar-benar kaya. Setuju?