© YouTube/Money Fighter
Sukses, seorang mantan TKI berhasil membagikan kisah inspiratif dari hasil usahanya menjual kebab. Nasruwloh, seorang pria asal Bogor Jawa Barat itu kini telah sukses berjualan Shawarma dan Kebab di Jalan Raden Saleh Empang dengan omset ratusan juta setiap harinya.
Nggak tanggung-tanggung, pria yang mengaku mantan TKI ini berhasil mendapatkan untung sampai puluhan juta setiap harinya, loh. Bukan sembarang kebab dan shawarma, Nasruwloh bahkan mendapatkan resep khusus dan belajar langsung dari orang Turki dan Siria.
Laris manis, kebab jualan Nasruwloh ini yang hadirkan cita rasa asli Timur Tengah yang sesungguhnya. Bukan cuma warga lokal, bahkan banyak loh pelanggannya yang berasal dari negeri asal 'Shawarma dan Kebab' itu sendiri.
Dikutip dari kanal YouTube Money Fighter pada Minggu (27/2), Nasruwloh pernah berjualan bakso dan sosis sendirian di pasar.
" Sehari-hari usaha di bidang 'Shawarma dan Kebab'. Saya dulu si jualan di pasar dulu, jualan macam-macam, mulai daging sapi, bakso, sosis kemasan, banyaklah. Kalau jualan ini habis pulang dari Arab Saudi," kata Nasruwloh.
Jadi TKI, Nasruwloh belajar dari kedua temannya yang berasal dari Suria dan Turki. " Dulu di sana sama orang Turki sama orang Suria. Kerja sambil belajar. Ini (bisnis) sudah berjalan 5 tahun pak, sudah mau 6," sambungnya.
Menjajaki dunia bisnis tentu bukan hal mudah. Hal yang sama dialami oleh Nasruwloh saat mulai membuka usaha Shawarma dan Kebab.
" Awal saya mulai dari 3 kilo enggak habis itu pak. Mungkin karena orang belum tahu Shawarma itu apa. Kalau ini beda dari yang lain, karena ini aslinya kebab itu, Turki, Shawarma," ujar Nasruwloh.
Beda dari yang lain, kebab milik Nasruwloh ini tak menggunakan mayonnaise loh. Jual cita rasa asli, kebabnya menggunakan saus tum khas Timur Tengah.
" Karena kebetulan saya gurunya langsung dari Siria yang Shawarma dan yang kebab dari Turki. Ini saya enggak pakai mayonaise, pakainya Tum. Ini ciri khas Timur Tengah, Suriah punya. Hampir sama bentuknya, tapi dari rasa itu beda," imbuhnya.
Demi menjaga kualitas makanan, setiap bahan akan diolah di hari yang sama. Nasruloh mengaku jika bahan makananya disimpan di lemari es akan mengubah cita rasa.
" Ini mah habis sehari, tiap hari Alhamdulillah. Jadi saya bikinnya cuma buat satu hari setiap hari. Kalau masuk freezer juga bisa, tapi nanti rasa agak beda, bisa rusak soalnya keras," ungkap Nasruwloh.
Bikin geleng-geleng kepala, untung yang diperoleh Nasruwloh bahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah dalam sehari. Dalam satu hari, akan menghabiskan daging sekira satu kuintal.
" Sehari bisa 600 pieces. Kalau Shawarma sehari bisa 80 kilo ayam doang, itu sebetulnya masih kurang. Sama sapi total 1 kuintal. Kentang ambil dari Belgia, kadang Belanda tapi harganya lebih mahal," terangnya.