© Istimewa (Liputan6.com)
Korban meninggal dunia usai rusuh antar laga Arema FC vs Persebaya Surabaya menjadi 129 Orang. Hingga detik ini, jenazah korban beberapa masih belum teridentifikasi dan masih disemayamkan di rumah sakit.
"Update yang terkonfirmasi 129 jiwa meninggal dunia. Sementara yang belum teridentifikasi di RSSA tadi 18 jenazah, katanya masih akan ada kiriman lagi (dari RS Lain)," tegas Khofifah Indar Parawansa yang dikutip dari laman Liputan6.com pada Minggu, (2/10/2022).
Khofifah bersama Pemprov, Pemkab, dan Pemkot di Malang berupaya untuk melakukan penangan terbaik bagi para korban dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang dimilik.
" Saya mengkoordinasikan dengan RSSA Malang sejak pagi tadi. Karena RSSA peralatan medisnya relatif lengkap untuk kebutuhan identifikasi maupun penanganan medisnya," katanya.
Khofifah juga menegaskan, RSSA tengah mengambil tindakan untuk korban tergolong berat. Sebanyak 3 Orang korban sedang ditangani oleh Rumah Sakit provinsi tersebut.
" Juga ada yang disiapkan penanganan tindakan karena tergolong berat 3 orang," tegasnya.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan terdapat 127 korban jiwa tak tertolong, dua di antaranya adalah anggota Polri.
" Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Nico dalam jumpa pers di Kabupaten Malang.
Dalam kesempatan yang sama, Nico menjelaskan apabila terdapat 34 orang dinyatakan meninggal dunia di dalam Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Sementara yang lain meninggal dunia saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.
Nico juga menjelaskan apabila saat ini, sekitar 180 orang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.
" Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambah Nico yang dikutip dari laman Antara.com.
Diketahui, korban meniggal dunia karena mengalami sesak akibat gas air mata yang terus disemprotkan dalam stadion Kanjuruhan.
" Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.
Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.
" Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.
Sebagaimana diketahui, kericuhan di Stadion Kanjuruhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 pada Sabtu malam (1/10).
Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir yang menyulut emosi para suporter.