© 2021 Https://www.klikkoran.com
Kritik itu menuai pro dan kontra. Warganet justru balas menyerangnya karena kritik yang dinilai terlaly kasar. Masalah itu dibagikan oleh pengguna akun Twitter @harisFQ. Dia tampaknya membagikan tangkapan layar yang berisi kritik keras Tere Liye.
Tere Liye sepertinya mengatakan bahwa orang yang membeli buku bajakannya adalah orang bodoh. Menurut dia, pembeli buku bajakan membuat para penjual buku bajakan menjadi kaya.
" Buku Tere Liye yang dijual di Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, dll dengan harga Rp20.000 sampai dengan Rp30.000, nyaris 100 persen bisa dipastikan bajakan," tulis Tere Liye.
" Kalian dungu sekali kalau sampai membelinya. Kalian membuat kaya penjual buku bajakan. Jika kalian tidak punya uang, pinjam bukunya ke teman, perpus, dll. Atau baca di ipusnas (aplikasi online Perpustakaan Indonesia). GRATIS," sarannya.
Tak hanya itu, Tere Liye pun dinilai mengucapkan hal-hal kasar dengan menyebut pembeli buku bajakannya itu dungu.
" Paham di mana gobloknya kalian? Ada yang gratis, eh malah beli bajakan. Buku bajakan itu sepeser pun tidak bayar pajak, royalti, dll. Tere Liye," pungkasnya.
@HarisFQ langsung menanggapi kritik pedas Tere Liye. Ia menyayangkan sikap sastrawan yang memilih mengkritik keras ketimbang mendidik. Apalagi, sebagian besar pembaca buku Tere Liye berasal dari siswa SMP dan SMA yang masih kurang paham dengan isu pembajakan buku.
" Masalahnya Bung Tere, audiens buku anda itu mayoritas anak SMP dan SMA yang belum engeuh sama isu pembajakan buku. Baik itu buku fisik maupun ebook. Sekarang mereka yang polos itu anda dungu dan goblokkan, makin nampaklah arogansi anda Bung Tere," kritik @harisFQ.
" Gini ya tuan-puan supporter Tere Liye, yang saya herankan di sini adalah kenapa dia menyerang para pembaca yang kemungkinan besar tidak tau apa yang dia beli itu bajakan. Tere liye harusnya sadar bahwa pembaca mereka banyak yg masih remaja, belum paham sama isu itu," sambungnya.
Secara tegas, ia mengemukakan bahwa Tere Liye sebagai penjual buku sudah terlalu lelah menghadapi isu pembajakan yang masih berkepanjangan.
" Saya tahu anda lelah dengan isu ini, tapi alih-alih mengedukasi dengan baik, anda malah memilih menggunakan kata kasar," tegur @harisFQ.
" Kalau anda lelah menghadapi isu pembajakan, berhenti saja menulis, mugkin jualan kopi susi akan lebih laku. Karena pembajakan buku ini perjuangan di jalan panjang," lanjutnya.
Warganet pun langsung kebanjiran komentar soal Tere Liye. Berbagai pendapat mereka tulis terkait kritik pedas yang ditulis oleh Tere Liye.
" Sedih banget bacanya. Kebayang kalau misal pembaca kagum banget sama beliau, terus malah diinformasikan pake kata kasar kayak gini. Apa gak patah hati," komen warganet.
" Beliau udah ngingetin pakai kata-kata halus kok sebelumnya, bahkan sampai bikin novel yang nyinggung soal pembajakan. Nah mungkin emang yang suka beli buku bajakan dungu beneran, harus dikasarin, biar kesinggung, biar sadar," ujar yang lain.
" Ini bener kata-katanya doi? Kalau bener kasar dan arogan banget. Ya apapun tujuan omongannya, apalagi sebagai penulis yang tulisannya jadi inspirasi banyak orang, gak pantes sama sekali," tegur warganet.
" Kalau memang anak SMP dan SMA belum paham isu pembajakan buku, kenapa tidak diedukasi sama-sama mas? Kenapa malah dinormalisasi dan menyalahkan penulis yang menegur mereka? Nulis buku royaltinya gak seberapa, mbok ya dihargai," timpal yang lain.
" Kalau baca postingan beliau tuh kadang jadi mbatin, ini beneran dia yang nulis buku x ga siih? Di buku x kayaknya tulisannya bijaksana banget, kok ini kasar dan arogan," kata warganet.
" Nyetak buku gak semurah Fotocopy KTP selembar ya, satu buku royaltinya bukan sepenuhnya milik penulis, masih dibagi sama penerbit, belum lagi pajak, terus lu beli bajakan yang jelas-jelas ngasih keuntungan besar buat pembajaknya. Tapi penulisnya marah lu kecewa?? Dah gila," kritik lainnya.