© Instagram.com/ifanseventeen
Tragedi tsunami Banten yang memakan banyak korban, termasuk sebagian besar band Seventeen telah dua tahun berlalu. Ifan, sang vokalis sekaligus satu-satunya personel yang selamat, belakangan ini juga sudah mulai aktif melanjutkan karyanya di bidang musik.
Mengalami musibah yang sangat mendadak dan merenggut nyawa seluruh orang terdekat; mulai dari personel band, kru, dan istri tercinta Dylan Sahara tentu jadi hal yang sangat berat bagi Ifan.
Menanggung beban sedemikian rupa, Ifan mengaku sempat berjuang melawan trauma yang berpotensi mengganggu kesehatan mentalnya. Lalu bagaimana perjuangannya untuk melalui masa-masa tertekan itu?
Ifan Seventeen menuturkan dalam obrolan di kanal YouTube Ussy Andhika Official bahwa tekanan ia terima sejak awal menerima kabar tentang tiadanya kawan-kawan band serta istrinya. Kabar duka yang datang satu per satu itu memang memilukan, namun Ifan menyebut bahwa hal itu juga lah yang seolah membantunya untuk tak lebih hancur lagi.
"Menurut gue ini udah jalan dari yang di atas (untuk memberikan kabar satu per satu). Mungkin kalau (langsung) semua, gue bisa jauh lebih down," ujar Ifan.
Kesehatan mental langsung menjadi perhatian utama Ifan setelah menerima kabar tentang penemuan jasad seluruh orang terdekat, yang ditutup dengan kabar meninggalnya Dylan Sahara.
"Satu, satu, satu. Begitu (kabar) yang terakhir, waktu itu Dylan. Yang pertama kali gue doain waktu itu adalah "YaAllah jangan sampai gue gila"," tutur Ifan.
View this post on Instagram
Kehilangan hampir sebagian besar orang terdekat dalam waktu yang singkat tentu jadi sesuatu yang sangat berat untuk dilalui oleh Ifan. Ia menuturkan bahwa trauma yang menyerang mentalnya ternyata juga mempengaruhi kondisi fisik.
Ifan menyebut dirinya lebih sering merasa lemas. Namun ia menemukan sebuah cara mengatasinya, yakni dengan tak melawan segala dorongan yang muncul, semata demi menjaga kesehatan mentalnya.
" Jadi diikutin aja. Mau aneh-aneh juga diikutin. Nikmatin aja, ini bagian dari proses," terang Ifan.
" " Besok maunya apa?" Besok maunya tidur di dalam mobil tapi di luar rumah. Tidur gue di dalem mobil, dua minggu itu gue." ujar Ifan menceritakan sedikit keinginan aneh yang muncul di masa pemulihan mentalnya.
" Dengan gue mengikuti itu akhirnya jadi nggak, apa ya, jadi nggak gila," imbuhnya.
Pasca tragedi, Ifan sempat lama vakum dari panggung hiburan sembari menjalani masa pemulihan. Untuk mencari nafkah, ia mendapatkan banyak rezeki dari datangnya endorse.
Semua itu berubah ketika Rizal, vokalis band Armada sekaligus sahabat Ifan Seventeen, datang padanya dan mengompor-ngompori untuk segera kembali ke panggung hiburan.
" Dipaksa banget gue. " Fance, Armada punya lagu cocok buat lo. Lo harus nyanyi nih Fance" ," ujar Ifan menirukan ucapan Rizal saat itu.
" Lo sampai kapan mau terima endorse-an doang? Lo harus jadi musisi!" imbuh Ifan mengulang motivasi berbalut candaan dari sahabatnya tersebut.
Ternyata bukan hal mudah untuk Ifan Seventeen kembali beraktivitas di dunia musik seperti sediakala. Luka trauma akibat tragedi yang dialaminya masih sangat terasa.
" Ternyata proses rekaman waktu itu tuh nyakitin. Lihat mic, lihat studio, lihat gitar," ujar Ifan.
Setelah sedikit menunda segala proses di dapur rekaman sampai kesiapannya kembali, Ifan pun resmi menjajaki dunia musik lagi. Ia kembali merasakan panggung setelah sekitar 5-6 bulan vakum.
" Pelan-pelan tuh. Panggung pertama bawaannya mau loncat dari panggung," ungkap Ifan.
" Memori terakhir gue di panggung itu nggak enak. Nyeremin buat gue. Jadi gue takut, ada goyang dikit langsung kayak aduh apa lagi nih?" ujar Ifan.
Kini Ifan Seventeen telah kembali berkarya. Single terbaru berjudul 'Janji Hati' ia persembahkan untuk para personel Seventeen dan Dylan Sahara yang telah lebih dulu pergi.
Lagu tersebut juga menjadi soundtrack untuk film dokumenter 'Kemarin' yang merangkum kisah perjalanan Seventeen sebelum tragedi tsunami merenggut nyawa sebagian besar personil dan krunya.
Selamat kembali di dunia musik, Ifan Seventeen. Almarhum istri dan teman-teman band pasti sangat bangga!