© Twitter.com/anangdianto
Virus corona yang menyebar di seluruh penjuru negeri saat ini telah menghambat banyak kegiatan. Oleh karena itu, di banyak tempat, warga perantau berbondong-bondong melakukan aksi mudik.
Kendati berbahaya karena berpotensi menyebarkan virus, gelombang mudik itu sulit untuk dihentikan mengingat di kota rantau mereka juga hidup terbengkalai karena seretnya penghidupan.
Hal tersebut rupanya tidak menjadi masalah bagi warga Dusun Ngajaran, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul. Dusun tersebut membentuk sebuah satuan petugas siaga untuk menangani para pemudik.
Pemudik yang memasuki Dusun Ngajaran tidak akan langsung tinggal di rumah masing-masing melainkan dikarantina dahulu di balai yang jauh dari pemukiman selama 14 hari.
Dengan bantuan lurah, segala kebutuhan seperti sembako dan gas juga telah tersedia sehingga para pemudik yang ada di karantina tetap bisa menjalankan kehidupan seperti biasa. Sejauh ini, sudah ada tiga orang warga yang menghuni balai karantina tersebut hingga dua minggu ke depan.
Anang Dianto, warga Dusun Ngajaran, membagikan langkah yang dilakukan oleh dusunnya tersebut ke Twitter lewat akun @anangdianto. Dia mengaku senang dengan tindakan dari para perangkat desa dan pihak-pihak yang berwenang.
Di dusunku tiap ada pemudik dari jakarta diminta utk karantina di balai yg jauh dari pemukiman warga selama 14 hari. Sejauh ini sudah ada 3 orang.
Logistik (sembako, gas, dll) dibantu dari Pak Lurah.
Tenan lho, rakyat indonesia itu nurut² sm pemerintah terutama yg di dusun². pic.twitter.com/LqCz67PZNX
Andai semua wilayah bisa sama kompaknya seperti warga Dusun Ngajaran, pasti wabah ini bisa kita lalui bersama dengan lebih baik. Penyebaran bisa diminimalisir sehingga tenaga medis bisa fokus merawat mereka yang sudah positif COVID-19.
Patut dicontoh nih. Salut!