© Tiktok.com/@wakelotkangcopet88
Setiap orang tua pastinya ingin memberikan nama terbaik bagi anaknya. Bahkan, nggak jarang orang tua memberikan nama yang unik bagi sang anak. Seperti nama ketiga saudara ini.
Nama seorang pemuda dan dua saudaranya ini belakangan viral di media sosial. Nggak heran, ketiga saudara ini punya nama super unik layaknya domain website lho. Nama unik ini dibagikan oleh pemuda itu lewat akun TikTok miliknya @wakelotkangcopet88.
Lewat video singkat yang ia bagikan, pria ini menunjukkan Kartu Keluarga miliknya. Tertulis, ia dan kedua saudaranya punya nama unik yakni berakhiran " dot com" . Seperti yang kita tahu, kata " dot com" sendiri identik dengan nama domain webite.
Dalam video itu tertulis anak pertama bernama Salsabila Shofwah Alamak Dot Com. Anak kedua, Mustaghfirin Nazi Ramadhan Dot Com dan anak terakhir bernama Daffa Fawwaz Robbani Dot Com. Unik banget, ya.
Sontak, nama ketiga saudara ini langsung menyita perhatian dari netizen. Nggak sedikit netizen yang menanggapinya dengan komentar yang kocak.
" Tar anaknya dot co dot id bukan?" tulis akun @chefnausa.
" tinggal tambahin www depannya bisa jadi website," komentar akun @hamdan.
" lu dilahirin apa didownload dri google drive bang," tulis akun @el.
China atau Tiongkok merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.
Namun benarkah di negara dengan jumlah penduduk lebih dari 1 miliar jiwa ini ada batasan jumlah anak untuk setiap pasangan suami istri?
Baru-baru ini, sepasang suami istri di Anye, Ziyang, Provinsi Sichuan, China, didenda 718.080 yuan atau sekitar Rp 1,5 miliar karena memiliki tujuh anak. Tindakan itu dianggap melanggar kebijakan Dua Anak di negara itu.
Pasangan itu memiliki anak perempuan pertama mereka pada tahun 1990. Kemudian, dalam dekade berikutnya, anak-anak mereka bertambah enam dan yang terakhir, laki-laki, lahir pada tahun 2009.
Dilansir dari Global Times,3 Januari 2020, pasangan itu tak mampu membayar denda yang dijatuhkan. Untuk itu, mereka mengajukan pembayaran dengan mencicil. Meski begitu, keluarga tidak mampu membayar cicilan tersebut.
Pihak berwenang juga melakukan penyelidikan pada 2018 atas dugaan persalinan ilegal dan memutuskan untuk membebaskan biaya jaminan sosial untuk pasangan tersebut. Otoritas kesehatan setempat juga meminta pengadilan untuk mencabut hukuman tersebut. Pasalnya, putusan tersebut dinilai berasal dari kebijakan yang tidak sah.
Selain itu, pihaknya saat ini sedang menyusun denda bagi pelanggar Kebijakan Dua Anak karena dinilai tidak sesuai dengan kondisi sosial saat ini. Pendapat ini juga didukung oleh demografer Huang Wenzheng. Menurut Huang, kalimat tersebut memberikan sinyal yang salah karena sangat dianjurkan untuk melahirkan di China.