Siapa yang kenal Hari Valentine? Ya, hari kasih sayang itu dirayakan setiap setahun sekali pada tanggal 14 Februari. Pada momen ini biasanya orang-orang akan menyatakan rasa kasih sayang dan cintanya kepada orang-orang terdekat, seperti keluarga, pasangan ataupun sahabat?
Tapi, meskipun bernama hari kasih sayang, Valentine memiliki sejarah yang suram.
Melansir situs America's Library (22/1), Valentine adalah gabungan dari tradisi Romawi kuno dan kaum Kristiani.
Pada awalnya, rakyat Romawi merayakan pesta Lupercalia, yaitu festival di musim semi pada tanggal 15 Februari. Saat masuknya agama Kristen, hari itu dipindah menjadi tanggal 14 Februari untuk menghormati tewasnya martir yang bernama Saint Valentine. Melansir History.com (22/1), ia tewas akibat kepalanya dipenggal pada abad ke 3. Martir adalah seseorang yang berani berjuang hingga mati demi membela iman dan kepercayaannya terhadap Yesus Kristus.
Meski awalnya tak memiliki sangkut-paut apapun tentang cinta, namun seiring berjalannya waktu Hari Valentine diasosiasikan dengan cinta di Abad Pertengahan. Perubahan konsep ini terjadi lantaran banyaknya kerajaan di Eropa yang terpengaruh gagasan mengenai cinta. Oleh karena itu, mereka mulai merayakan Valentine dengan cara yang lebih ceria dan romantis.
Selain itu, seperti melansir Time, seorang penyair bernama Geoffrey Chaucer menulis cerita ini dalam sajak puisinya, yang kemudian disebar pada abad 19 berupa kartu ucapan. Sejak saat itu, muncullah tradisi memberikan kado atau hadiah pada Hari Valentine yang ada hingga saat ini.