© Instagram.com/Jovan Zachary
Jovan Zachary Winarno, tentara Amerika Serikat (AS) asal Surabaya, Jawa Timur yang identik dengan aksen bahasa Jawa yang medok ini membuat heboh keluarganya.
Angkatan Laut di persatuan Tentara Amerik Serikat yang sempat viral pada tahun 2020 ini membuat keributan bagi orang tuanya. Pria yang kini berusia 20 tahun itu berpangkat E4 atau Petty officer third class (perwira kecil kelas tiga).
Dua tahun menjadi bagian dari militer AS, pemuda tampan medok asal Jawa Timur itu memberikan pesan terakhir untuk orang tuanya. Membuat khawatir orang tua, pria yang akrab disapa Jovan itu bahkan tak bisa dihubungi oleh keluarga hingga beberapa hari.
Mengingat tugasnya sebagai anggota militer AS yang penuh tantangan, keluarga Jovan di Indonesia pun semakin tak berdaya dengan bayangan mereka.
Simak ulasannya berikut ini seperti yang dikutip dari kanal YouTube VOA Indonesia pada Minggu, (15/8/2021).
Jovan Zachary Winarno merupakan warga Negara Indonesia yang lahir di Amerika Serikat dan kembali ke tanah air pada usia 5 tahun. Besar di Surabaya, Jawa Timur, Jovan sangat kental dengan bahasa Jawa.
Lulus dari bangku SMA, Jovan memberanikan diri merantau ke Amerika untuk bekerja sambil kuliah.
Alih-alih kuliah, Jovan justru diselimuti keberuntungan hingga ia bisa lolos mengikuti serangkaian tes dan lolos ikut pendidikan militer di usianya yang baru 18 tahun kala itu.
Saat ini Jovan mengemban tugas di divisi pemeliharaan kapal. Selain berkutat di asrama dan berlayar, Jovan juga sibuk dengan kuliahnya.
" Kita lakukan maintenance (pemeliharaan) untuk mesin. Kadang yang basic (mendasar) seperti CO2. Terus pos pemadam kebakarannya. Paling kita lakukan pemeliharaan biasa. Kayak ngecek kalau semua oke," kata Jovan.
Nasib baik menyertainya, Jovan mengemban tugasnya dengan baik. Bahkan, ia pernah bertugas dan berlayar sampai ke Panama, Ekuador, El Salvador, serta Kolombia. Meski diakuinya, dulu tak pernah ada keinginan menjadi tentara.
" Akhirnya saya masuk (militer), setelah tahu ada banyak keuntungannya. Ada tunjangan buat sekolah, terus kesehatan, asuransi," imbuhnya.
Sebagai anggota US Navy, ayah Jovan, Susanto Budi Winarno mengaku sempat khawatir dengan kondisi putranya di Negara orang tersebut.
" Awalnya kayak santai. Tapi terus pas turun langsung teriak-teriak, 'Ayo turun'. Kita dikasih waktu satu menit buat telepon orangtua kita. Buat kasih kata-kata terakhir selama dua bulan kita di sana," papar Jovan.
Jovan yang tiba-tiba tak memberi kabar cukup lama. Bahkan menjelang penugasan, ia mengubungi orangtua di Surabaya hanya untuk menyampaikan pesan terakhir.
" Saya tunggu sampai berhari-hari waktu demi waktu. Ya pikiran ini macam-macam. Tapi syukurlah pada saat yang tepat, dia juga hubungi saya, bahwa dia baik-baik saja," tukas Susanto.
Sebagai orangtua, Susanto memiliki ketakutan terhadap kondisi anaknya yang harus mengahbiskan waktunya di Negara orang bahkan mengabdi sebagai tentara.
Amanah yang diemban terbilang berat dan penuh risiko. Meski sempat dilarang, tapi Jovan seraya membuktikan keseriusannya berkarier menjadi US Navy. Hal itu pun membuat Susanto bisa sedikit bernapas lega.
" Menurut saya si itu (pekerjaannya) terlalu berisiko. Tapi saya juga enggak bisa membatasi. Jadi kalau menurut dia itu pilihan yang terbaik, ya saya juga berharap bisa bisa sukses dan baik-baik di sana," pungkas Susanto.