Kisah Guru dan Sepatu, Hubungan yang Menimbulkan Haru

Reporter : Firstyo M.D.
Selasa, 4 Februari 2020 15:06
Kisah Guru dan Sepatu, Hubungan yang Menimbulkan Haru
Guru, profesi tenaga pendidik yang berjasa bagi banyak orang. Sepatu, alas kaki yang melindungi dari panas dan kerikil. Ada kisah apa di balik dua hal tersebut?

Profesi guru adalah profesi yang sangat mulia. Hampir semua hal yang kita bisa dewasa ini berawal dari mereka. Kita semua pernah menjadi murid. Oleh karena itu, sebagai bentuk terima kasih, sangat wajar untuk kita membantu guru saat mereka membutuhkannya.

Berikut ini adalah dua kisah yang melibatkan dua pasang sepatu dan dua orang guru dari dua negara yang berbeda.

1 dari 3 halaman

Guru yang sepatunya dicuri

Kisah pertama datang dari Amerika Serikat, tepat di Logan Middle School. Adalah Trey Payne, seorang guru olahraga yang baru saja kehilangan sepatu basketnya. Konon, sepatu basket milik Payne dicuri saat sedang diletakkan di dalam kelas.

Sebagai bentuk aksi solidaritas, para murid patungan untuk kemudian membelikan sepatu baru tanpa sepengetahuan Payne.

Payne nampak terharu sesaat setelah membaca surat ucapan yang tercantum di tas kertas. Tangisnya pecah saat merogoh tas tersebut dan menemui kotak berisi sepatu di dalamnya.

Momen haru tersebut diabadikan dan dibagikan oleh Emma Mitchell melalui akun Twitter-nya, @EmmaxMitchell.

" Guru favoritku, Mr. Payne kehilangan sepatunya karena dicuri. Jadi, aku dan teman-teman mengumpulkan uang dan membelikannya sepasang sepatu baru!" ujar Emma dalam tweet tersebut.

Kisah tersebut juga diabadikan oleh laman Facebook Bellevue Public Schools. Mereka sangat mengapresiasi tindakan Emma dan teman-teman terhadap gurunya tersebut.

2 dari 3 halaman

Guru honorer bersepatu bolong

Kisah kedua datang dari Indonesia, yakni dari Sukabumi, Jawa Barat. Seorang guru SD honorer bernama Panji Setiaji diketahui memiliki sepatu yang bolong dan motor yang sudah nggak layak jalan. Meski begitu, sepatu bolong dan motor mogok itu tetap dimanfaatkan oleh Panji untuk berangkat mengajar.

Bukan tanpa alasan, tapi karena keterbatasan finansial. Diketahui upah Panji sebagai guru honorer sebesar Rp 267.000,-. Sangat jauh dari kata layak untuk pekerjaan semulia itu.

Kisah ini kemudian diketahui oleh Kristiawan Saputera, relawan sosial dari komunitas Sahabat Kristiawan Peduli. Suatu hari motor Panji mogok di depan kantor Kristiawan. Di saat itu juga lah Kristiawan tahu bahwa kondiis motor dan sepatu Panji nggak layak.

Kristiawan bersama komunitasnya kemudian berinisiatif untuk memberi bantuan berupa sepatu dan sepeda motor baru sebagai bentuk apresiasi kepada Panji yang sudah mengabdikan diri di dunia pendidikan.

3 dari 3 halaman

Benda sesederhana sepatu ternyata bisa menyumbang kebaikan. Pada orang yang tepat benda tersebut menjadi sangat berarti.

Dua kisah di atas sudah mengajarkan pada kita bahwa kepedulian dalam bentuk apapun akan terasa bermakna bagi orang yang benar-benar membutuhkan.

Jangan lupa berbuat baik ya!

Beri Komentar