© Twitter.com/cktbng
Konsep perbuatan baik terhadap sesama pada dasarnya adalah ketika yang berkecukupan atau berkelebihan mau memberi pada mereka yang berkekurangan. Konsep ini nggak terbatas pada lingkup finansial namun juga waktu, kesempatan, dan banyak hal lain.
Coki Tobing memilih untuk memanfaatkan kelebihannya membuat kaki palsu untuk diberikan pada saudara-saudara yang membutuhkannya.
Nama Coki Tobing muncul di ranah media sosial Twitter beberapa waktu lalu setelah cuitannya di akun @cktbng direspon oleh banyak orang.
Jadi minggu lalu nyokapnya Aira contact eug karena kaki palsunya Aira udah kesempitan.
Prosthetic (artificial limb) & orthosis (supporting devices) seyogyanya emang harus fit & presisi. Otherwise, will harm the user kalo gak fit & presisi. pic.twitter.com/sxDdaAvHwC
Dalam cuitan tersebut, Coki memperlihatkan tangkapan layar dari percakapan via WhatsApp dengan ibu seorang anak bernama Aira. Percakapan tersebut memperlihatkan mereka berdua sedang melakukan perjanjian untuk membuat kaki palsu baru untuk Aira karena yang lama sudah kekecilan dan membuat bagian ujung kakinya lecet.
Cuitan tersebut kemudian dilanjutkan menjadi sebuah utas yang memperlihatkan proses pengukuran kaki yang dilakukan oleh Coki kepada Aira.
Sesuai yang dituliskan di bio Twitternya, Coki memang mendedikasikan hidup untuk membantu para difabel dengan memberikan prostetis gratis pada mereka yang membutuhkan.
Semuanya berawal dari beasiswa untuk menempuh pendidikan sekolah kaki palsu dari Jakarta School For Prosthetics and Orthotics, sekolah kaki palsu pertama di Indonesia, yang diadakan oleh Kemenkes.
Dedikasi ini dia tunjukkan dengan mendirikan perusahaan Delivering Dreams (DARE) yang memproduksi prostesis dan ortosis bagi para difabel dan orang-orang yang membutuhkan sejak 2012. Perusahaan itu sendiri sudah bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit di Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Bekasi.
Aira bukanlah orang pertama yang mendapat kaki palsu dari Coki. Sebelumnya, nama Coki sempat mencuat pada 2018 pasca peristiwa pengeboman di Surabaya. Saat itu, dia mengatakan bersedia untuk memberi bantuan protesis gratis bagi korban terdampak bom.
Jika korban pengeboman Surabaya butuh prosthesis akibat bom, saya akan berikan gratis.
— Coki Tobing (@cktbng) May 13, 2018
Lewat unggahannya di Instagram @cktbng kita juga bisa melihat aktivitas sosial yang dilakukan oleh Coki dengan banyak orang sebagai penerima bantuannya.
View this post on Instagram
View this post on Instagram
Selain membantu dalam hal pembuatan kaki palsu, Coki juga berkomitmen untuk menyediakan layanan bagi adik-adik pengidap celebral palsy lewat bantuan ortosis gratis.
Jadi, sekiranya kalian bisa langsung menghubungi Coki kalau menemui saudara-saudara atau orang di sekitar yang membutuhkan bantuan prostetis dan ortosis.
Tahun 2020 eug masih berkomitmen untuk provide layanan untuk adik-adik cerebral palsy dengan menyediakan free orthosis buat yang tidak mampu.
— Coki Tobing (@cktbng) January 22, 2020
Feel free to dm, kalau anaknya butuh orthosis & you can not afford to buy. pic.twitter.com/ApJS5b4e4T
Apa yang dilakukan Coki Tobing sangat bisa untuk kita teladani, bahwa sebenarnya berbuat baik bisa dilakukan di segala lini.
Kalau nggak punya uang, sumbangkan tenaga. Nggak punya tenaga, sumbangkan keahlian.
Pada akhirnya, nggak ada alasan untuk nggak berbuat baik, kok!