© Shareably.net
Selama ini kita sering melontarkan kata 'anjing' sebagai umpatan. Atau menghina seseorang yang perilakunya nggak bisa diterima dengan melabelinya 'kayak anjing'. Apa iya anjing sehina itu?
Beberapa waktu lalu media sosial dihebohkan oleh kemunculan video seekor anjing. Memang setiap hari ada puluhan sampai ratusan video anjing di internet, tapi yang bikin beda, di video tersebut terlihat seekor anjing yang berperan layaknya polisi dan membantu menyeberangkan anak-anak.
Si anjing, yang belakangan diketahui bernama Kursha, membantu anak-anak yang menyeberangi jalan di Georgia. Nampak dia terus mengawal anak-anak yang sedang menyeberang sambil sesekali menggonggongi mobil yang menglakson, seolah berkata " Sabar!" . Bahkan di detik-detik awal video, Kursha terlihat sedang mengejar sambil menggonggong ke arah mobil yang nggak mau berhenti.
Sebelum Kursha, kita sudah pernah tau cerita mengharukan Hachiko, anjing Jepang yang selalu menunggu majikannya pulang sampai akhir hayat. Atau cerita tentang anjing yang bisa pulang pergi naik bus secara mandiri dan anjing yang 'menolong' majikannya untuk nggak jadi pergi ke Wuhan di saat virus Corona menyerang.
Anjing sering memunculkan kepekaan sosial yang sangat tinggi. Sebenarnya, ada apa di balik ini semua?
Ternyata, menurut salah satu studi, dijelaskan bahwa anjing merupakan makhluk dengan kepekaan sosial yang tinggi dan sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan. Dia nggak cuma bisa berinteraksi dengan sesama anjing, namun juga dengan manusia.
Ini merupakan buah dari evolusi, di mana anjing yang masih merupakan turunan dari keluarga serigala kemudian didomestikasi selama ribuan tahun. Anjing bisa memahami bahasa manusia melalui gestur atau gerak tubuh, memperlihatkan bagaimana tingginya kemampuan interpretasi yang dimiliki.
Kembali ke cerita Kursha si anjing penyeberang jalan, dia adalah anjing liar yang sehari-hari beraktivitas di jalanan tersebut. Maka pemandangan anak-anak yang kesulitan menyeberang jalan sudah jadi makanannya sehari-hari. Realita tersebut bertemu dengan kepekaan sosial tinggi ala anjing menghasilkan perilaku yang sangat mulia, walaupun terlihat seperti di luar nalar.
Untuk manusia, membantu orang menyeberangi jalan rasanya cuma berhenti sampai pada tahap pelajaran PPkn. Pada praktiknya, kita terbilang jarang melakukan apa yang sudah kita pelajari tersebut. Anjing sudah pasti nggak belajar PPkn tapi ternyata kepekaan sosialnya bisa berfungsi baik untuk mendorongnya membantu orang di sekitar.
Kalau sudah tahu perilaku anjing sebaik ini, apa masih pantas nama mereka dijadikan umpatan?
Atau jangan-jangan, umpatan 'dasar anjing' berubah makna jadi pujian yang berarti 'dasar kamu makhluk dengan kepekaan sosial tinggi'?