© Twitter/@almascatie
Perjuangan pelajar di daerah Tobo di wilayah Pulau Seram rupanya sedikit berat dari pada siswa pada umumnya. Pasalnya, mereka harus berjalan sejauh 3 kilometer untuk pergi sekolah.
Tak hanya itu, dalam perjalanan tersebut mereka harus menyebrangi sungai dan bertaruh nyawa. Pasalnya sungai tersebut sudah dekat sekali dengan laut. Salah langkah sedikit mereka akan terbawa arus ke laut.
Para siswa di daerah tersebut terpaksa menyebrangi sungai yang resikonya sangat berbahaya karena tidak adanya jembatan penyebrangan.
Apalagi, akhir-akhir ini curah hujan sedikit naik lebih deras. Alhasil, sungai tersbut volumer airnya meningkat dan lebih deras.
Para orang tua siswa sangat khawatir jika anak-anak mereka berangkat sekolah. Ya, apalagi kalau bukan karena anak-anak mereka harus melewati sungai yang sangat deras itu.
Tidak hanya siswa, guru di daerah tersebut pun juga harus melakukan cara yang sama. Jadi mereka berangkat bersama berjalan kaki menyusuri pantai dan menyeberangi sungai yang deras.
Saat Musim Timur tiba, gelombang tinggi, curah hujan tak habis2 tiap hari. Sungai2 meluap, yg dipikir pertama adalah bgimana bisa ke pulang pergi sekolah. Jangan tanya online dulu. Berat, biar org pusat aja yg mikir. ???? pic.twitter.com/PxyRuKrc3b
Harapan dari siswa, orang tua siswa dan juga guru yang ada di daerah tersebut adalah dibangunnya jembatan penyembarangan. Pasalnya hal ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan tidak ada perhatian dari pemerintah.
Duh kasian juga ya adik-adik pelajar di sana. Semoga pemerintah segera membangun jembatan di daerah tersebut ya. Pastinya warga akan sangat senang.
Sumber: Twitter @almascatie dan Kompas.com