© Suara.com/Saefullah
Ketika lahir, seorang bayi seharusnya tumbuh menjadi balita yang menggemaskan. Ya, ini hanyalah ekspektasi setiap orangtua dan orang-orang sekitar. Tapi di luar sana, ternyata faktanya ada balita yang tumbuh dengan keadaan sebaliknya.
Melansir dari Suara.com, nama bayi tersebut adalah Tegar Maulana. Ia merupkan anak daru kedua orangtua yang bernama Nana Wihatna dan Hernianti. Ia dan keluarganya tinggal di Kampung Pinango, Desa Kuta Mekar, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Ketika usianya baru menginjak 50 hari, Tegar Maulana sudah didiagnosis menderita penyakit Hidrosefalus. Sedangkan kini, Tegar sudah berumur 3,5 tahun. Tak banyak yang bisa ia lakukan, hanya bisa menangis dan digendong oleh sang Ibu.
Hal ini bermula dengan tumbuh sebuah benjolan kecil di kepalanya. Yang terjadi kemudian adalah Tegar kejang-kejang. Sudah dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi, tapi waktu itu tak kunjung sembuh, justru semakin memprihatikan.
Pengobatan Tegar terhenti. Sebab, Ayah Tegar bukanlah orang berduit. Sebaliknya, ia hanya bekerja serabutan. Kalaupun ada uang, Tegar hanya bisa cek up sebulan sekali, padahal dokter menyarankan seminggu sekali.!
Semakin hari, tubuh Tegar semakin hari semakin mengecil seperti tulang yang hanya dibungkus dengan kulit. Untuk makan saja, Tegar harus dibantu menggunakan selang yang dipasang ke tubuhnya agar makanannya bisa masuk.
Sementara itu, benjolan di kepalanya semakin hari semakin membesar saja.
" Pas umurnya 40 hari, awalnya ada benjolan kecil, makin lama makin gede," ungkap sang Ibu.
Untungnya, beberapa waktu kemudian sang Ibu tahu ternyata saudaranya berprofesi bidan. Dengan bantuannya, Tegar pun dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang untuk perawatan. Beruntungnya lagi, waktu itu juga ada sejumlah relawan yang mendanpingi pengobatan Tegar, salah satunya adalah Ketimbang Ngemis Pandeglang.
Di RSUD Berkah, Tegar dioperasi. Sebelumnya batuknya semakin kencang. Namun setelah dioperasi, batuknya itu menghilang. Kemudian dibolehkan pulang.
Harusnya setelah itu, Tegar tetap melakukan kontrol ke rumah sakit, seminggu sekali setidaknya. Namun karena terhalang biaya, hal itu pun ia hentikan. Meski demikian, sang Ibu ingin sekali menjalani pengobatan lagi untuk sang anak agar bisa sembuh bila saja punya uang.
" Kalau ada uangnya ingin berobat lagi," ucapnya.
Sejauh ini, Tegar masih belum mendapatkan dari pemerintah setempat. Tapi, Camat Sobang Sukendar berjanji akan segera menjenguk Tegar bersama Kepala Puskesmas setempat.
" Jadi informasinya dan dari desa dan puskesmas belum ada laporan. Tapi rapat senin kemarin saya menyampaikan dan menegaskan agar menyisir orang yang miskin atau tidak mampu juga orang yang sakit," jelasnya.
Ya ampun, semoga Tegar segera dapat bantuan dan segera berobat agar bisa hidup seperti anak-anak lainnya, ya