© Kitabisa.com
Biasanya di usia senja adalah waktu bagi seseorang untuk beristirahat, menikmati hidup bersama keluarga dan orang-orang tersayangnya. Namun nyatanya, masih banyak di luar sana lansia yang masih berjuang mencari nafkah. Bukan untuk dirinya sendiri, melainkan keturunannya.
Begitu juga yang dialami oleh Mbah Budi. Dia adalah seorang seorang penjual mainan. Setiap bekerja Mbah Budi selalu membawa cucunya di bawah pohon rindang. Untuk menempuh lokasi jualannya tersebut, Mbah Budi harus jalan belasan kilometer.
Pendapatan Mbah Budi tak menentu. Sehari dia bisa mendapatkan Rp 20 ribu. Namun sering kali tak ada pelanggan yang kunjung datang membeli. Sudah gitu, mainan yang dijualnya tersebut adalah milik orang lain, jadi keuntungnya yang diambil pun tak seberapa.
Kini Mbah Budi tinggal di kontrakan. Sebelum ini, Mbah Budi tak punya tempat tinggal, tidur dari satu masjid ke masjid lain. Yang semakin bikin haru, Mbah Budi sering menahan lapar agar sang cucu bisa makan.
Namun meski demikian, Pak Budi masih bersyukur atas keadaannya sekarang, Yang bisa dilakukannya adalah bekerja mencari nafkah agar bisa makan. Yang penting halal dan baik. Kalau tidak bekerja, tak ada makan untuk keesokan harinya.
" Kalau saya gak kerja, ga ada penghasilan buat makan besok." Bahkan, Mbah Budi bercerita bahwa ia pernah makan sepiring dimakan bareng berempat.
Jika kamu ingin membantu kehidupan Mbah Budi dan keluarga, bisa banget klik link ini untuk berdonasi ya!
Terima kasih orang baik!