© Kompas.com / Nurwahidah
Hidup memang penuh lika-liku. Ada saja yang membuat hidup menjadi lebih sulit, bahkan itu bisa jadi berasal dari orang-orang terdekat sendiri. Seperti Nenek Saparia (84). Melansir dari Kompas.com, tanahnya dijual oleh anak kandungnya sendiri di saat hidupnya lagi susah-susahnya.
Saparia hidup memiliki tiga anak. Mereka bernama Sikking, Suardi, Hamina. Semuanya sudah menikah. Namun di saat sang suami meninggal dunia, Sikking dengan teganya menjual tanah yang ditempati Saparia.
" Saat suami meninggal dunia, anak menjual tanah itupun tidak memberitahukan kepada saya. Saat itu saya menangis ketika mendengar dari orang bahwa tanah di tempati tinggal dijual Sikking Rp 20 juta," katanya kepada pihak Kompas.com
Padahal, ia tinggal sebatang kara di rumah reot di Desa Polewali, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Rumahnya hanya beratapkan semen, dindingnya tak dicat. Ketika mamasak pun menggunakan tungku. Kok, anak sendiri bikin ibu makin sengasara begini?
Nenek Saparia pun hanyalah seorang pemuluh. Sehari-hari ia mengumpulkan botol. Ia pun tak bisa langsung dijual. Ia harus mengumpulkannya selama dua bulan hingga mencapai tujuh karaung.
" Jika dijual dengan harga Rp 100 rupiah per botol. Itupun dijual kalau sampai tujuh karung biasanya dapat Rp 50 ribu."
Ia berharap agar pemerintah peduli dengan kondisinya. Biasanya, ia mendapat bantuan beras dari anggota DPRD Bulukumba. Namun, beberapa hari berasnya habis. Lapar, ia pun menahannya dengan minum susu sachet. Mau minta tetangga, malu.
" Mau gimana lagi kasihan kita ini orang tidak bisa apa-apa kalau sakit begini tidak pergi cari botol. Padahal hanya botol sumber penghasilan. Apalagi saya malu minta beras pada tetangg."
Kepala Desa Polewali Ambo Cinning mengatakan, jika ada bantuan datang, akan diprioritaskan kepada Nenek Saparia karena memang benar-benar mmebutuhkan.
" Memang diutamakan bantuannya kepada Saparia karena memang layak menerima," ucap Ambo.
Kasian sekali ya guys. Ibu sendiri tapi tega membiarkan ibunya seperti itu. Hiks~