© Kompas.com
Berusia senja dan hidup di dalam garis kemiskinan membuat kakek-nenek ini terpaksa harus hidup dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Keadaan yang memilukan ini dialami oleh sepasang lansia bernama Mbah Deman (75) dan Mak Wasri (60).
Keduanya adalah warga RT 8 RW 2, Dukuh/Desa Kaibahan, Kecamatan Kesesi, Pekalongan. Sudah belasan tahun, pasangan ini harus berbagi atap dengan unggas-unggas peliharannya.
Melansir dari kompas.com (26/05), pasangan lansia ini tinggal di rumah sederhana seluas 30 meter persegi. Bukan dengan kompor gas, sehari-hari keduanya menggunakan kayu bakar untuk memasak.
Mirisnya, selama belasan tahun, pasangan berusia senja ini terpaksa harus tinggal seatap dengan hewan peliharaannya seperti burung merpati, ayam, dan juga bebek.
Dulunya, Mbah Deman bekerja sebagai buruh tani. Tapi sejak sekitar setahun lalu, kakek berusia 75 tahun ini tak lagi bisa bekerja karena sakit sesak napas yang dideritanya. Kini, ia hanya boleh berada di rumah saja.
" Saya sakit napas sudah hampir satu tahun. Sebelum sakit, saya kerjanya di sawah buruh pacul. Sekarang hanya di rumah dan yang kerja istri saya," kata kakek Deman yang dilansir dari Kompas.
Sekarang, sang istrilah yang menggantikan dirinya sebagai tulang punggung keluarga. Ia melanjutkan pekerjaan suaminya sebagai buruh tani dan hanya digaji dalam bentuk beras.
" Kalau ada panggilan dari tetangga, saya bekerja sebagai buruh tani seperti nandur dan jemur gabah. Upahnya dalam bentuk beras sebanyak 3 piring," ucap nenek Wasri.
Selain menjadi buruh tani, untuk menambah penghasilan, keduannya beternak beberapa unggas. Setelah hewan-hewan itu cukup besar, mereka akan menjualnya.
" Wis biasa turu karo pitik karo meri (sudah biasa tidur bareng ayam dan bebek). Kalau hewannya sudah besar akan dijual untuk kebutuhan makan," kata kakek Deman.
Tak hanya itu, rumah yang ditinggalinya bersama sang istri sejak lama ini juga tak pernah mereka perbaiki karena keterbatasan dana. Tak jarang bila hujan tiba, rumah mereka ini seringkali bocor.
" Kalau hujan gubuknya sering bocor tapi bagaimana lagi," imbuh sang istri.
Sebenarnya, pasangan lansia ini memiliki empat orang anak. Tapi kini keempatnya sudah berkeluarga dan tinggal di tempat yang jauh.
Meski dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, sampai sekarang keduanya mengaku belum menerima bantuan dari pemerintah. Belum juga ada petugas yang mendata dirinya.
" Sering sekali anak saya mengurus bantuan ke desa tapi gagal terus. Hanya sampai di desa selanjutnya tidak ada kabar sama sekali," ungkap Wasri.
Ketua RT setempat Roni, juga membenarkan hal ini. Tapi, ia mengatakan kini kakek Deman sudah terdata dan mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah provinsi.
" Sebenarnya Mbah Deman sudah terdata di bantuan provinsi tapi bantuannya belum turun sampai sekarang. Untuk bantuan PKH, terus BST dan lainnya memang beliau tidak terdata," ungkap Roni.
Memprihatinkan ya memang kondisi kakek-nenek ini. Semoga saja kedepannya mereka bisa mendapat bantuan dari pemerintah ya agar bisa hidup dengan lebih baik.