© Kompas.com/ @DEFRIATNO NEKE
Hidup seorang diri dan dalam keterbatasan membuat seorang nenek asal Baubau, Sulawesi Tenggara ini tak punya banyak pilihan. Semenjak ia mengalami kebutaan dan ditinggal oleh sang adik, Nenek Wa Ance hidup dalam garis kemiskinan.
Melansir dari kompas.com, Nenek Wa Ance mengalami kebutaan saat ia berusia 15 tahun. Sejak saat itu juga dirinya hidup dalam kemiskinan, terlebih saat adiknya meninggal. Tak banyak yang bisa dilakukan nenek berusia 60 tahun ini untuk bekerja di tengah keterbatasannya.
Saat ini, Nenek Wa Ance hidup sebatang kara di sebuah gubuk papan. Untuk makan, sehari-harinya ia mengandalkan uluran tangan dari tetangga. Kadang, Nenek Wa Ance juga mendapat uang dari mengurut anak tetangganya.
Tapi, tak jarang juga dirinya harus menahan lapar karena sama sekali tak memiliki uang dan terpaksa hanya memakan garam.
" Pernah tidak ada jagung dan tidak ada beras, tidak ada saya makan. Cuma makan garam, malam sudah lapar kadang minum air putih saja," kata Wa Ance yang dilansir dari Kompas.
Bahkan, nenek asal Baubau ini mengatakan sempat tak makan selama sehari karena tak ada apapun yang bisa ia makan. Memilukan banget, ya.
" Mau makan apa, tidak ada juga. Mau makan ikan, (tapi) tidak ada juga. Kadang 10 hari tidak ada, jadi makan daun pepaya. Kalau ada jagung, (saya) makan jagung juga, siapa yang mau bantu saya, tidak ada uang,” ungkapnya.
Sayangnya, meski dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, nenek Wa Ance mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah baik berupa BLT atau PKH. Hal ini juga dibenarkan oleh Lurah Katobengke Irsyad Cahyadin.
" Sampai sekarang belum ada bantuan BLT dan PKH, karena bantuan yang berjalan dari kementerian ini, datanya dari beberapa tahun lalu. Di tahun 2011, tidak ada namanya Wa Ance,” kata Irsyad. Meski begitu, Irsyad mengatakan Nenek Wa Ance mendapatkan bantuan duafa dari dinas sosial, RT dan RW setempat.
Apa yang dialami Nenek Wa Ance memang memilukan ya. Semoga saja beliau bisa segera mendapat bantuan dari pemerintah dan bisa hidup dengan lebih layak.