La Llorona, Kuntilanak Versi Meksiko yang Tak Segan Untuk Melemparmu Ke Sungai

Reporter : Arif Mashudi
Jumat, 31 Januari 2020 14:46
La Llorona, Kuntilanak Versi Meksiko yang Tak Segan Untuk Melemparmu Ke Sungai
Sebaiknya kamu berlari sebelum dia datang kepadamu

Jika kita sudah akrab dengan kuntilanak di khazanah perhantuan Indonesia, mari kita geser sedikit ke negara lain yang memiliki khazanah hantu yang serupa. Sedikit jauh, kali ini kita melipir ke Meksiko. Di sana ada hantu yang konon jika dibandingkan dengan kuntilanak akan memiliki banyak kemiripan.

Namanya La Llorona, jika di Indonesia anak kecil akan tunggang langgang ketika bertemu dengan kuntilanak, maka La Llorona adalah momok tersendiri bagi anak-anak di Meksiko.

1 dari 4 halaman

Seperti hal nya kuntilanak, warga Meksiko tidak ada yang tahu di tahun berapa hantu ini muncul. satu-satunya yang beredar dari kisah hantu ini hanyalah asal muasalnya saja. Begini ceritanya.

La Llorona

2 dari 4 halaman

Banyak versi cerita tentang asal mula La Llorona ini, tapi aku akan memberikan cerita yang paling sering diceritakan. Dahulu, ada seorang wanita bernama Maria yang hidup sederhana di sebuah desa. Lalu, datanglah seorang pendatang, seorang laki-laki rupawan sekaligus hartawan yang memutuskan menikah dengannya. Dari pernikahan tersebut, lahirlah dua orang anak.

Namun, rumah tangga yang dibangun sering kali dihantam masalah. Suami Maria sering menghabiskan waktu di luar rumah. Hingga pada suatu hari, ketika Maria dan kedua anaknya main di dekat sungai di sekitar rumahnya, si suami datang menggunakan kereta dan menggandeng wanita lain. Lalu, dia menuju ke arah maria dan anak-anaknya bermain, tapi dia hanya menyapa dan berbicara kepada anak-anaknya.

3 dari 4 halaman

Wanita mana yang kuat jika mengalami hal serupa. Bingung harus menyalahkan siapa, selepas suaminya masuk rumah, Maria mendorong dua anaknya ke sungai. Setelah menyadari apa yang dia lakukan dia mencoba menyelamatkan anak-anaknya.

La Llorona

Tapi nahas, kedua anak tersebut sudah hilang dibawa derasnya arus sungai. Maria menyesali perbuatannya siang malam dengan menangis dan berjalan di tepi sungai menggunakan gaun putihnya. Selama waktu itu, dia tidak mengihiraukan makan dan minum, apa lagi suaminya. Maria melakukan hal itu hingga tubuhnya habis, hanya seperti kerangka berjalan. Lalu Akhirnya dia meninggal di hilir di tepi sungai.

4 dari 4 halaman

Sejak saat itu juga, arwah penasarannya sering bergentayangan di tepi sungai. Sejak saat itu jugalah La Llorona didengung-dengungkan oleh warga sekitar. Suara tangisan dan ratapannya seperti menjadi kutukan tersendiri bagi siapapun yang melewati jalan tersebut. Mitos yang mereka percayai adalah jika bertemu dengan La Llorona sama saja dengan bertemu dengan kematian karena mereka percaya La Llorona akan melempar siapapun yang ia temui ke sungai.

Bagaimana? Apakah kamu siap bertemu dengan La Llorona? Serem, lho!

Beri Komentar