(c) Shutterstock
Ketika duduk di bangku sekolah, majas merupakan salah satu mata pelajaran yang sering dibahas, entah di jenjang Sekolah Menengah Pertama atau Sekolah Menengah Atas. Yup, gaya bahasa ini paling banyak dipakai dan menghiasi karya sastra dalam bentuk apapun, seperti novel, puisi, dan cerpen. Kehadiran majas dikhasanah Bahasa Indonesia memang memberikan ‘warna’. Hal ini berhubungan dengan fungsi majas untuk menghadirkan kesan terhadap suatu ungkapan atau kalimat.
Ada empat jenis majas yang sering dipakai dan masing-masing memiliki ciri khas serta nama sendiri-sendiri. Namun, majas perbandingan jadi salah satu yang paling sering digunakan karena memiliki cukup banyak subjenis. Ketahui lebih lanjut yuk pengertian serta contoh dari subjenis majas perbandingan.
Gaya bahasa ini memakai kata-kata kiasan yang menyatakan suatu perbandingan. Majas yang satu ini mampu memberikan kesan imajinatif kepada pendengar atau pembaca sehingga kesan yang ditimbulkan jadi lebih hidup. Mengenai penggunaannya sendiri, majas perbandingan seringnya dipakai dan diterapkan dalam untuk karya sastra. Namun, tak menutup kemungkinan juga bila dipakai bahkan ketika berbincang dengan orang-orang di sekitar.
Gaya bahasa ini dikenal dengan sebutan lain sebagai majas perumpamaan. Fungsinya memang untuk membandingkan antara satu hal dengan hal lainnya yang berbeda tetapi dianggap sama. Ciri khas paling kentara dari majas ini adalah penggunaan berbagai kata penghubung, seperti laksana, seperti, seumpama, bagaikan, dan lain sebagainya.
Contoh:
Tak berbeda jauh dengan metafora, majas asosiasi memang membandingkan dua hal tapi yang dibandingkan memiliki sifat yang hampir sama atau bahkan sama.
Contoh:
Ini bisa disebut sebagai salah satu majas yang paling sering digunakan dalam karya sastra puisi. Cukup unik memang karena majas personifikasi menganggap seolah-olah benda mati bisa melakukan sesuatu layaknya benda hidup seperti manusia dan tumbuhan.
Contoh:
Majas alegori dipakai untuk memberikan ungkapan mengenai sebuah kiasan dengan membandingkan dua hal yang berbeda agar menjadi satu kesastuan terkair. Kiasan di sini biasanya memiliki nilai moral lebih.
Contoh:
Majas dimbolik dipakai untuk membuat perbandingan akan suatu hal dengan menggunakan simbol atau lambang. Bisa berupa benda, tokoh, maupun hewan. Tujuannya sendiri adalah untuk mengungkapkan kritik, pendapat atau gagasan terhadap sesuatu.
Contoh:
Majas perbandingan yang satu ini dipakai untuk mengungkapkan sebuah benda dengan menggunakan ciri khas atau atribut dari benda lain.
Contoh:
Inekdok digunakan dalam menyebutkan suatu bagian yang mewakili keseluruhan atau biasa disebut dengan sinekdok pars pro toto. Bisa juga digunakan sebaliknya, yakni disebutkan keseluruhan untuk mewakili sebagian, dan akrab disebut totem pro parte.
Contoh:
Contoh:
Simile adalah majas yang berisi mengenai ungkapan dengan memberikan perbandingan yang cukup eksplisit. Ciri khasnya terdapat pada penggunaan kata depan seperti ibarat, bagai, umpamanya, layaknya, dan sebagainya.
Contoh:
Litotes termasuk majas yang memiliki makna untuk mengecilkan fakta. Tujuannya untuk merendah agar tak terkesan sombong dan lemah lembut. Biasanya juga dipakai untuk menyangkal ungkapan lawan bicara.
Contoh:
Gaya bahasa ini dipakai menggunakan beragam kata kiasan, peribahasa, atau sampiran pantun yang sudah sering dan umum digunakan.
Contoh:
Sinestesia merupakan majas perbandingan yang dipakai untuk menukarkan indera antara dua benda yang berbeda.
Contoh: