© Instagram.com/turahparthayana
Kabar skandal dari dunia Youtuber kembali muncul ke permukaan. Kali ini Youtuber Turah Parthayana yang menjadi aktornya.
Turah, yang saat ini sedang menjalani pendidikan di Tomsk, Rusia, diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap korban berinisial JA. Telah terjadi 23 November 2019 lalu, kronologi kejadian tersebut akhirnya terungkap setelah akun @sandi_sa119 membeberkannya lewat utas di Twitter.
Lamanya jarak waktu kejadian dengan pembeberan kasus ke publik disebut karena ia masih mengumpulkan bukti-bukti serta harus meminta persetujuan pada korban.
Pelecehan seksual yang dilakukan oleh Turah sejatinya telah ditindak oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tomsk.
Sebuah surat pernyataan menyebut bahwa Turah melakukan pelecehan seksual yang terjadi pada Sabtu, 23 November 2019.
Surat pernyataan itu sendiri terbit tiga hari setelah kejadian dan ditandatangani langsung oleh Ketua PPI Tomsk, Gokma Sahat Tua Sinaga.
Setelah penerbitan surat, Turah dijatuhi sanksi sosial berupa pengeluaran dirinya dari kepanitaan yang sedang dijalani beserta pengunduran diri dari PP Tomsk atas inisiatif Turah sendiri.
Turah juga berpindah kamar dan dilarang melakukan kontak dengan korban. Belakangan, Turah kemudian memutuskan untuk pindah dari asrama dan tinggal di apartemen terpisah.
Surat pernyataan juga kemudian tersebar ke seluruh mahasiswa Indonesia di Rusia.
Jehian Panangian Sijabat, manajer dari Turah, kemudian mengungkapkan dalam sebuah utas yang berisi hasil komunikasinya dengan Sandi yang telah dilakukan lewat percakapan telepon.
Sandi lewat akun @sandi_sa119 kemudian memutuskan untuk bersuara atas nama dan sesuai persetujuan JA karena masalah tersebut dianggap belum selesai. Bahkan disebut ada ancaman dari pihak Turah kepada korban.
" Menurut Sandi, masalah tidak selesai karena keluarga TP dikabarkan memberikan ancaman kepada keluarga JA, yang langsung DIBANTAH oleh Gokma dari pihak PPI dan TP sendiri," ungkap Jehian.
Pernyataan tentang adanya ancaman disebut datang dari pengakuan JA sendiri.
Masalah tersebut sempat disimpan dan tak disebar di media sosial oleh Gokma dan Turah, namun bukan untuk menyembunyikannya, melainkan demi menjaga nama baik korban.
" Menurut Gokma dan TP, masalah ini tidak disebar di social media atas dasar untuk menjaga nama baik JA, jadi informasi hanya ke sekitar Tomsk. Tapi melihat thread yang dibuat oleh Sandi (yang diakui atas kemauan JA), mungkin JA berubah pikiran," lanjut Jehian.
Kendati menjabat sebagai manajer dari Turah, Jehian sama sekali tak melakukan pembelaan terhadap talent yang dinaunginya.
" Saya sebagai Manager dari TP merasa malu dan gagal mendidik talent saya, dan menyatakan penyesalan sama kepada pihak korban, terkhusus saudari JA. Saya merasa menyesal tidak mengetahui informasi ini lebih cepat."
Jehian bahkan mengajak semua orang untuk mendukung pemulihan JA sebagai korban.
" Tolong berikan semangat dan dukungan kepada JA yang telah berani speak up berulang kali (di asrama, tomsk, hingga di kini di twitter). Must be real hard for her to do this, and we can’t judge the trauma she’s been through."
Terakhir, Jehian menyampaikan bahwa Turah saat ini akan siap menerima sanksi lanjutan apabila hukuman yang dilakukan sebelumnya dirasa belum cukup.
" Turah siap menerima sanksi lagi, misal keberadaan informasi tersebut ke publik. (yang sekarang terjadi), hingga sanksi2 lain jika JA belum merasa cukup."
Pada November 2019, Turah Parthayana tidak menyangkal pengakuan pelecehan seksual yang dilakukan olehnya.
Hingga kemarin, aku tidak tahu kejadian ini. Tulisan ini disusun berdasarkan hasil percakapan telpon aku dengan @sandi_sa119 , Gokma (ketua PPI Tomsk), dan Turah sendiri.
Turah Partayana sendiri sampai saat ini belum mengeluarkan pernyataan pribadi terkait pelecehan yang ia lakukan.