© Facebook.com/Kimberley Alford
Remaja bernama Kayla Kenney yang berusia 15 tahun sempat menghebohkan sekolah swasta Kristen, setelah foto dirinya berpose dengan kue pelangi sambil mengenakan sweater pelangi yang diposting di media sosial miliknya. Hal tersebut dikaitkan dengan persoalan LGBT dengan warna bendera pelangi yang telah identik kebanggan LGBTQ sejak tahun 1970an dan menjadi pro kontra di beberapa negara.
Sebuah surat yang telah ditandatangani oleh kepala sekolah Bruce Jacobson pun di kirimkan kepada kelurganya, dengan mengatakan foto kue pelangi dan sweater tersebut menunjukkan postur moralitas dan penerimaan budaya yang bertentangan dengan keyakinan Whitefield Academy', dilansir dari Unilad (26/1).
Orangtua Kayla Kenney, Kimberley Alford dan Mark Kenney pun menuntut Whitefield Academy, atas klaim bahwa sekolah tersebut melanggar kontrak setelah sekolah itu mengeluarkan catatan pribadi Kayla dan tidak mengikuti kebijakan displinernya sendiri. Gugatan yang diajukan pada Kamis, 23 Januari 2020, mengusulkan Kayla sebagai KK dalam dokumen yang dikeluarkan karena presepsi sekolah tentang seksualitasnya.
Dokumen tersebut diajukan ke Pengadilan Wilayah Jefferson County, yang menyatakan :
'Pada dasarnya, sekolah memgeluarkan KK karena " mereka percaya dia gay" , dengan demikian dalam pandangan Whitefield, akan sulit untuk 'mencapai tujuan (KK) menjadi seperti kristus. Dengan melakukan hal itu, Whitefield menginvasi privasi KK, memfitnah KK, melanggar kontraknya dengan orangtua KK Kimberley Alford dan Mike Kenney yang menimbulkan tekanan emosional serius pada KK'.
Gugatan tersebut juga mencatat :
'Perjalanan setiap orang adalah individu, kalau kamu jatuh cinta dengan laki-laki, ya kamu jatuh cinta dengan laki-laki. Kalau kamu jatuh cinta dengan seorang gadis, kamu juga jatuh cinta dengan seorang gadis pilihanmu. Fakta bahwa (Whitefield Academy), menganggap bahwa (S) adalah penyakit atau dosa yang lebih dari homoseksualitas'.
Meskipun gugatan tersebut belum di komentari oleh Whitefield Academy, mereka pun juga mengatakan kepada NBC News bahwa pos media sosial hanyalah salah satu dari sejumlah pelanggaran kode sekolah yang dilakukan oleh Kayla, dan sekolah menyatakan:
" Laporan media yang tidak akurat berputar-putar menyatakan bahwa siswa tersebut dikeluarkan dari sekolah kami hanya untuk posting media sosial" .
Dalam buku pegangan siswa sekolah, dinyatakan salah satu sekolah adalah welas asih dan rasa hormat untuk semua orang. Namun, kalau kemudian dinyatakan 'amoralitas seksual' dan 'orientasi homoseksual' adalah berlawanan atau bertentangan dengan gaya hidup Alkitab yang diajarkan sekolah.
Kimberley percaya kalau anaknya yang bernama Kayla diperlakukan tidak adil, ia juga membelanya dengan cara yang anggun dan memperlakukan orang-orang dengan kebaikan serta tidak menghakimi.