© Nypost.com
Kejadian ini menimpa sebuah keluarga dari Swedia yang memutuskan untuk bepergian ke Siprus. Dilansir dari NY Post (31/12), keluarga yang dikenal dengan nama Kinga Bednarz ini berencana untuk menaburkan abu kremasi mendiang putra mereka yang telah meninggal. Mereka bahkan telah menyimpan abu tersebut dalam sebuah guci yang ditandai dengan nama 'Dennis 2000-2019'.
Dalam perjalanan menuju ke pantai tempat mereka akan menaburkan abu, mereka beristirahat sejenak di Governor's Beach, suatu wilayah yang tidak jauh dari lokasi tujuan. Tak berselang lama, saat kembali ke dalam mobil mereka justru mendapati bahwa tas yang ada di dalam mobil telah raib diambil pencuri. Dari tiga tas yang diambil, salah satu tas tersebut berisi guci yang menyimpan abu jenzah mendiang anaknya.
Mengalami hal tersebut, mereka segera melaporkan hal ini pada kepolisian setempat dengan harapan bisa mendapatkan kembali guci tersebut. Bahkan mereka menggunakan media lokal untuk membantu menyebarkan kejadian tersebut.
Hal tak terduga terjadi manakala mereka telah kembali ke Swedia. Seorang pria anonim menghubungi keluarga ini dan meminta maaf, sekaligus berniat ingin mengembalikan barang yang telah dicurinya. Bahkan si penelepon menangis dan mengungkapkan bahwa tidak bermaksud menyakiti keluarga Bednarz.
Pihak polisi yang telah menerima pengembalian barang curian tersebut akhirnya menghubungi keluarga Bednarz. Tak berselang lama, keluarga tersebut kembali terbang ke Siprus untuk mengambil guci dan segara melakukan penaburan abu yang sempat tertunda.