Meski Sering Diledek karena Fisik, Pak Limin Tetap Semangat Berjualan Telur Demi Bertahan Hidup

Reporter : Devi Puspitasari
Minggu, 26 Juli 2020 10:26
Meski Sering Diledek karena Fisik, Pak Limin Tetap Semangat Berjualan Telur Demi Bertahan Hidup
Pak Limin tetap semangat mengais pundi-pundi uang meski di tengah keterbatasan.

Hidup kadang nggak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Terlahir dengan penuh keterbatasan dan fisik yang kurang sempurna tak membuat seorang pria bernama Pak Limin menyerah dalam hidup.

Pria berusia 45 tahun ini tetap semangat mengais pundi-pundi rupiah dengan berjualan telur asin setiap harinya. Kisah perjuangan Pak Limin ini dibagikan oleh akun Instagram @partners_in_goodness.

1 dari 4 halaman

      Lihat postingan ini di Instagram      

Sebuah kiriman dibagikan oleh ???????? PING (@partners_in_goodness) pada

Melansir dari akun Instagram itu, awalnya Pak Limin setiap harinya bekerja sebagai seniman topeng. Tapi semenjak ada pandemi corona, ia tak bisa lagi mengadakan hiburan yang menimbulkan kerumunan dan memilih mematuhi aturan dari pemerintah.

Karena tak ada pemasukan, Pak Limin pun sampai nggak bisa membayar biaya sewa kontrakkan. Saat ini, ia tingal bersama sang kakak di Kampung Tengkurak Banteng RT 02/RW 05, Desa Karang Jaya, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Bekasi.

2 dari 4 halaman

Mendapat Upah Rp 500 per Butir

Pak Limin

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Pak Limin berjualan telur asin yang ia jajakan di jalanan. Setiap harinya, ia mengambil telur-telur asin ini dari seorang tetangga jauh dengan upah Rp. 500 per butirnya. Karena keadaanya, Pak Limin biasanya hanya membawa sedikit telur asin yang ia jajakan.

Setiap harinya, Pak Limin akan mulai berjualan dari jam 9 pagi sampai habis walau kadang malah sebaliknya.

3 dari 4 halaman

Sering Diledek karena Fisik

Pak Limin

Terlahir dengan keadaan fisik yang tak sempurna, Pak Limin juga pernah mendapat ledekan bahkan cacian dari banyak orang. Tapi dengan sabar, ia tak pernah mengambil hati semua ucapan orang tentang dirinya meski menyakitkan.

Pak Limin mengaku selalu merasa bersyukur meski dalam keterbatasan karena ia nggak pernah merepotkan orang lain.

Beri Komentar