MSD, Kemenkes dan Bio Farma Dorong Perempuan Indonesia Merdeka dari Kanker Leher Rahim

Reporter : Aditia Lestari
Rabu, 14 Agustus 2024 11:49
MSD, Kemenkes dan Bio Farma Dorong Perempuan Indonesia Merdeka dari Kanker Leher Rahim
Dengan 36.964 kasus baru pada tahun 2022, kanker leher rahim menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia

Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, MSD Indonesia (nama dagang Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., USA) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Bio Farma menggagas kampanye edukasi kesehatan bertajuk “Tenang untuk Menang”. Mengangkat tema “Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim”.

Peluncuran kampanye ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai sektor, mulai dari pemerintah diantaranya Pimpinan Komisi IX DPR; Kementerian Dalam Negeri; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Kementerian Agama; Kementerian Keuangan; serta, perwakilan komunitas.

 

 

1 dari 2 halaman

Kemenkes dan Bio Farma Dorong Perempuan Indonesia Merdeka dari Kanker Leher Rahim© Istimewa

Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di seluruh dunia Di Indonesia, kanker leher rahim menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi perempuan - dengan 36.964 kasus baru pada tahun 2022, dan menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar.

Mengingat tingginya angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah tegas untuk mengatasi masalah ini. Pada tahun 2023, Presiden Joko Widodo meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim sebagai upaya untuk mencegah, mendeteksi dini, dan mengobati kanker serviks secara menyeluruh. Melalui RAN ini, pemerintah berkomitmen untuk mengurangi angka kematian akibat kanker serviks secara signifikan dalam kurun waktu satu dekade ke depan. 

 

2 dari 2 halaman

Kemenkes dan Bio Farma Dorong Perempuan Indonesia Merdeka dari Kanker Leher Rahim© Istimewa

Pelaksanaan RAN ini akan difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini, penyediaan layanan skrining yang terjangkau dan mudah diakses, serta memperkuat sistem rujukan pasien.

Dengan adanya RAN ini, diharapkan dapat terjadi perubahan yang signifikan dalam penanganan kanker serviks di Indonesia. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kerja sama semua pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, serta berbagai organisasi terkait. Mencegah dan mengatasi kanker serviks merupakan tanggung jawab bersama.

Beri Komentar