© Kitabisa.com
Pandemi covid-19 nyatanya memang belum berakhir. Menjelang lebaran ini, biasanya orang-orang pulang kampung alias mudik. Namun karena pandemi masih terjadi, mudik pun jadi dilarang.
Banyak drama yang terjadi di tengah masyarakat atas fenomena ini. Karena mudik dilarang, warga jadi was-was untuk bepergian, dan akhirnya hampir tak ada yang naik bus.
Karena hal ini, supir bus terkena dampaknya.
Melansir dari Kitabisa.com, perlu diketahui bahwa supir mendapatkan bayaran berdasarkan jumlah perjalanan, bukan bulanan seperti orang kantoran. Karena mudik dilarang, warga jadi enggan bepergian apalagi naik bus.
Orang-orang luasa jadi susah bertemu keluarganya di kampung, sementara supir bus tak ada pendapatan karena tak ada yang bepergian naik bus. Tasrudin, sopir AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, mencurahkan hatinya pada hari Selasa, 20 April 2021 melansir dari Tempo.
" Kami kan dibayar berdasarkan ritase (perjalanan). Kalau dihentikan selama dua pekan dari mana kami cari makan. Harusnya pemerintah memberikan insentif selama menghentikan operasional kami."
Sopir lain di Bandung juga bercerita bahwa akhir-akhirnya dia hanya bisa membawa penumpang sekitar 10 orang. Padahal, dulu di hari raya seperti ini harusnya penumpang sedang ramai-ramainya.
Bagi kalian yang ingin berdonasi kepada para supir bus, kitabisa.com mau membantu mereka dengan membagikan sembako gratis. Klik link ini untuk berdonasi, ya!