Via Jalandamai.org
Perkembangan Islam di Nusantara tak bisa dilepaskan dari peran kuat para tokoh dan ulama pada saat itu, dan Wali Songo diantaranya. Sosok mereka sangat penting di masyarakat bukan hanya karena cara dakwah mereka yang unik, namun juga kisah keteladannya.
Cara dakwah yang lembut kemungkinan besar menjadi alasan Islamisasi berlangsung secara damai. Hampir tak ada perlawanan dan kalaupun terjadi biasanya muncul dalam skala kecil.
Dikutip dari buku 'Sejarah Umat Islam Pra-Kenabian Hingga Islam di Nusantara' yang ditulis oleh Hamka', menurut Asan Wayudi dan Abu Kalid, Wali Songo adalah nama sebuah lembaga dakwah yang beranggotakan sembilan orang. Mereka merupakan orang pilihan dan karena itulah orang Jawa menyebut mereka sebagai 'wali'
Sedangkan menurut Solichin Salam dalam 'Sekitar Wali Songo', kata Wali Songo adalah kata majemuk dari kata wali dan songo. Dalam bahasa Arab, wali adalah singkatan dari waliyullah yang berarti orang yang mencintai dan dicintai Allah. Sedangkan songo merujuk pada sembilan dalam bahasa Jawa.
Sehingga wali songo adalah wali sembilan, yakni sembilan orang yang mencintai dan dicintai Allah. Wali Songo diyakini merupakan sembilan ketua kelompok dari sejumlah besa mubaligh Islam yang bertugas buat mengadakan dakwah di daerah yang belum memeluk Islam.
Dari definisi itu tersebutlah sembilan orang wali. Nama-nama wali biasanya diseuaikan dengan tenpat tinggalnya. Karena wali adalah suatu julukan, maka setiap wali memiliki nama asli dan nama asli Wali Songo beserta kisahnya dikutip dari buku Sejarah Umat Islam Pra-Kenabian Hingga Islamdi Nusantara yang ditulis oleh Hamka sebagai berikut:
Maulana Malik Ibrahim disebut datang dari Kasyan, bangsa Arab yang merupakan keturunan Rasulullah dengan nama asli Maulana Maghribi atau Jumadil Qubra. Beliau bertempat di Greik dan makamnya yang indah berada di sana.
Raden Rahmat adalah nama asli dari Wali Songo Sunan Ampel. Riwyat menyebut kemungkina Raden Rahmat berasal dari Aceh yang kemudian dikirim oleh kakeknya, Raja Campa, ke Tanah Jawa. Raden Rahmat mengajarkan islam di sebuah kampung yang bernama Ampel, dan dari sinilah ia terkenal dengan sebutannya Sunan Ampel.
Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang merupakan anak pertama dari Raden Rahmat dan Nyi Ageng Manila. Saat remaja, dia pergi ke Pasai, Aceh untuk berguru kepada Syekh Maulana Ishak yang merupakan ayah Sunan Giri. Karena keuletannya, beliau menguasai ikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan bela diri silat.
Dan kelak, ketrampilan bela diri itulah yang membuatnya dapat mengalahkan perampok bernama Raden Said dan membuatnya bertobat. Perah mendengar namanya? Yup, Raden Said adalah nama asli Sunan Kalijaga.
Awalnya dia bertempat di Kediri yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu. Lalu Sunan Bonang bertandang ke Demak dan diminta mejadi imam Masjid Demak.
Gelar Sunan Bonang didapatkan karena selama menjadi imam Masjid tersebut, beliau tinggal di desa Bonang.
Merupakan anak dari Sunan Ampel sehingga dia juga merupakn saudara dari Sunan Bonang. Ia menyebarkan agama Islam di Desa Drajat dan mendirikan pesantren Dalem Duwur yang berada di wilayah Demak.
Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Syariffudin. Meski begitu ternyata ia memiliki nama yang paling banyak antara lain Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, dan Maulana Hasyim.
Bukan hanya sebagai wali, namun Sunan Giri ternyata juga seorang raja bernama Prabu Satmoto yang memerintah Kerajaan Kedato. Sunan Giri menduduki tahta selama tahun 1487 - 1506 yang berkedudukan di Gresik.
Nama asli Sunan Giri adalah Muhammad Ainul Yakin, namun juga dikenal dengan sebutan Raden Paku dan Joko Samudro.
Ayah Raden Said adalah Tumnggung Wilatikta Bupati Tuban. Namun ada beberapa pendapat yang berkembang terkait asal usulnya.
Sunan Kalijaga diperkirakan lahir dengan nama Santi Kusumo atau Raden Mas Said dan memiliki banyak nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Sunan Kalijaga sangat dikenal dengan strategi dakwahnya melalui seni dan budaya.
Nama asli Sunan Kudus adalah Ja'far Shadiq dan berdakwah di Kudus, Jawa Tengah. Dalam berdakwh, Sunan Kudus mendekati masyarakat dengan mengakomodir kebutuhan mereka, mialya mengajarkan pertukangan, membuat keris, kerajinan emas dan masih banyak lagi.
Adalah putra dari Sunan Kalijaga dan nama asli Sunan Muria adalah Raden Umar Said. Sunan Muria merupakan sunan termuda diantara para Wali Songo.
Seperti sang ayah, Sunan Muria juga memiliki darah seni. Agama Islam disebaran melalui lagu dan juga tembang.
Lahir dengan nama Syarif Hidayatullah, ia merupakan putra Sultan Hud dan sempat menjadi salah satu penerus Raja Mesir. Tapi posisi tersebut ditolak dan Sunan Gunung Jati lebih memilih untuk menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Dalam berdakwah, Sunan Gunung Jati berfokus pada penguatan posisi politik.
Itu tadi nama aasli Sunan Ampel dan kisah-kisah keteladanan mereka dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
