Nama Asli Sunan Drajat, Keistimewaan dan Ajarannya yang Paling Terkenal

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Selasa, 19 Juli 2022 16:26
Nama Asli Sunan Drajat, Keistimewaan dan Ajarannya yang Paling Terkenal
Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Qasim.

Diantara para wali, nama lain Sunan Drajat mungkin adalah yang paling banyak. Namun nama asli Sunan Drajat adalah Qasim bin Mauhmmad Ali Rahmatullah bin Ibrahim Assamaraqandy. sedangkan nama lain beliau bisa ditemukan dalam berbagai nakah kuno.

Masaikh Munaf, Syarifuddin, Sunan Mahmud Sunan Mayang Madu, Sunan Maryapada, Raden Imam dan Maulana Hasyim adalah juga nama asli dan nama lain Sunan Drajat, dikutip dari buku Sunan Drajat : Jejak Para Wali yang ditulis oleh Tri Sarwosri. Ada pula msyarakat yang menyebutnya dengan nama Sunan Sedayu karena beliau dimakamkan di daerah Sedayu.

Sunan Drajat merupakan salah satu wali yang paling banyak berdakwah. Dalam dakwahnya, beliau menekankan pentingnya kerja keras, kedermawanan dan kesejahteraan masyarakat. Lebih lanjut tentang nama asli Sunan Drajat, masa kecil dan dakwah beliau, yuk imak ulasan Diadona yang dikutip dari berbagai sumber berikut ini.

1 dari 5 halaman

Masa Kecil Sunan Drajat

Nama Asli Sunan Drajat

Seperti yang disebutkan sebelumnya, ada banyak nama lain Sunan Drajat. Namun nama asli Sunan Drajat adalah Qaim bin Mauhmmad Ali Rahamtullah bin Ibrahim Assamaraqandy. Nama Sunan Drajat berasal dari bahasa Arab 'Drajat' yang berarti kualitas tingkatan. Nam Sunan Drajat diberikan kepadanya karena ia tinggak di tempat yang tinggi atau lambang dari ilmu yang dikuasainya.

Beliau adalah anak dari Sunan Ampel dengan istrinya yang bernama Retna Ayu Manila atau Dewi Candrawati, putri dari Adipati Tuban yaitu Arya Teja. Sunan Bonang memiliki saudara atu bapak antara lain:

  • Siti Muntosiyah, istri dari Sunan Giri
  • Nyi Ageng Maloka, istri Raden Fatah
  • seorang putri lagi yang tak disebutkan namanya, istri dari Sunan Kalijaga.

2 dari 5 halaman

Masa Kecil Sunan Drajat

Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470 Masehi. Sejak kecil, beliau adalah sosok yang lemah dan sering sakit-sakitan sehingga membuat ibunya khawatir. Di usia 6 tahun, Sunan Drajat sakit keras dan membuat ibuy amenangis siang malam. Sayangnya, sang ayah yakni Sunan Ampel tak dapat mendampinginya karena harus melakukan perjalanan dakwah ke berbagai tempat.

Pendidikan islam, dakwah dan taklim didapatkan langung dari ayahnya, Sunan Ampel. Awalnya Sunan Drajat berdakwah di wilayah pesisir Gresik melalui laut. Sampai suatu ketika beliau terdampar i Banjarwati yang kini dikenal dengan daerah Lamongan.

3 dari 5 halaman

Perjalanan Dakwah Sunan Drajat

Nama Asli Sunan Drajat

Setahun berselang, Sunan Drajat berpindah tempat untuk membangun tempat baru untuk berdakwah, berbentuk semacam langaratau surau. iga tahun kemudian beliau berpindah ke tempatyang lebih tinggi dan lebih strategis daerah Panciran, kabupaten Lamongan. Di kemudian hari tempat itu dinamai Dalem Duwur, tepat berada di desa yang kini disebut dengan Desa Drajat. Kini, Daem Duwur dibangun menjadi bangunan megah untuk musem yang bernama museum Drajat.

Dalam berdakwah, Sunan Drajat menganut gaya seperti sang ayah, yakni dakwah yang lugas. Dalam berdakwah, beliau tak banyak melibatkan budaya dan tradisi masyarakat setempat karena sangat berhati-hati dalam menyebarkan dakwah. Hanya saja, Sunan Drajat tak lupa memanfaatkan kesenian sebagai sarana dakwahnya.

Ajaran dari Sunan Drajat yang terkenal antara lain:

  • Menehono teken marang wong wuto (berilah tongkat pada orang buta: beri petunjuk bagi mereka yang tidak tahu agama)
  • Menehono mangan marang wong kang luwe (beri makan orangyang kelaparan; sejahterakan orang miskin)
  • Menehono busono marang wong kan wudo (beri baju pada mereka yang telanjang; ajari budi pekerti mereka yang tidak mengerti)
  • Menehono ngiyup marang wong kudanan (berila tempat berteduh bagi mereka yang kehujanan; lindungi orang yang lemah dan tertindas)

Sunan Drajat meggunakan suluk dalam menyebarkan nilai Islam. Buat yang belum tau, suluk adalah aktivitas rutin dalam memakmurkan lahir dan batin. Beliau juga merangkai gubahan lagu Jawa atau tembang mocopat, yakni Pangkur.

4 dari 5 halaman

Keistimewaan Sunan Drajat

Nama asli Sunan Drajat adalah Qasim bin Mauhmmad Ali Rahmatullah bin Ibrahim Assamaraqandy. Dalam berdakwah, beliau selalu tertuju pada maslah sosial kemasyarakatan misalnya dengan selalu menyarankan gotong royong dan saling membantu. Beliau tidak pandang bulu ketika berdakwah. Karena pribadi dan akhlaknya yang baik, banyak orang yang kemudian tertarik mendalami agama Islam.

5 dari 5 halaman

Peninggalan Sunan Drajat

Nama Asli Sunan Drajat

Ada dua bangunan bersejarh yang menjadi peninggalan dari Sunan Drajat, yakni :

Makam Sunan Drajat

Terletak di Desa Drajat kecamatan Panciran kabupaten Lamongan, makam beliau sedikit naik ke atas bukit. Untuk mencapainya, para peziarah harus meniki tujuh tangga yang menandakan tujuh tingkatan alam dan pengetahuan.

Kompleks pemakaman Sunan Drajat terdiri dari tiga bagian yakni depan, tengah dan belakang. Makam beliau berada di bagian belakang dengan cungkup yang paling tinggi, sementara di samping makam beliau adalah makam istrinya. Di bagian tengah makam ada enam buah makam yang merupakan milik tiga putra dan tiga menantunya. Makam bagian depan adalah makam para kerabatnya.

Museum Daerah Sunan Drajat

Pemerintah kabupaten Lamongan mendirikan Museum Sunan Drajat sebagai penghargaan atas jasa beliau sekaligus melestarikan budaya dan benda bersejarah yang ditinggalkannya. Museu tersebut berada di selebah timur kompleks pemakaman Sunan Drajat. Apa saja isinya?

Ada gamelam Singo Mengkok yang pernah digunakan beliau untuk berdakwah, dayung perahu sebagai alat untuk berlayar dan masih banyak lainnya.

Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Qasim dan nama Drajat sendiri disematkanpadanya karena letak tempatnya yang tinggi atau karena tingginya keilmuannya.

Beri Komentar