©Wikipedia
Dalam catatan sejarah, penyebaran agama islam di wilayah Gresik terjaid melalui saudagar Islam dan para ulama yang datang di wilayah tersebut pada abad ke-14. Salah satu ulama tersebut yakni Syaikh Maulana Malik Ibrahim, yang merupakan nama asli dari Sunan Gresik.
Dalam buku The History of Java yang ditulis oleh Raflfles, tercatat kisah dari penduduk setempat bahwa Syaikh Maulana Malik Ibrahim adalah pandita termasyur yang berasal dari Arab. Beliau adalah keturunan Zaenal Abidin dan juga sepupu dari Raja Chermenyang. Tetapi berdasarkan prasasti makam disebutkan kalau Syaikh Maulana Malik Ibrahim berasal dari Kashan, sebuah tempat di Persia.
Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Gresik termasuk sunan yang senior diantara Wali Songo lainnya. Ulasan lebih lanjut mengenai profil dan dakwah Sunan Gresik tersebut yuk vbaca di artikel Diadona berikut ini yang dikutip dari artikel penelitian UIN Sunan Ampel Surabaya yang berjudul Kiprah Syaikh Maulana Malik Ibrahim pada Islamisasi Gresik Abad ke-14 M dalam Babad Gresik.
Sejak masih kecil, Sunan Gresik telah memeluk agama islam. Setelah dewasa, belaiu mendapatkan amanat untuk melakukan syiar dan dakwah sambil berdagang, agar maksud dan tujuannya tidak menyolok. Hal pertama yang beliau lakukan adalah berdagang di tempat terbuka dekat pelabuhan Desa Rumo, yang saat ini disebut dengan desa Roomo. Menurut cerita setempat, ada kaitan antara kata Rum (Persia) yaitu tempat kediaman orang Rum di sekitar pesisir Gresik.
Diceritakan oleh masyarakat lokal bahwa Syaikh Maulana Malik Ibrahim datang ke Kutaraja, Majapahit dengan tujuan untuk berdakwah. Beliau datang bersama dengan saudaranya, Maulana Mahpur dan Raja Gedah.
Saat berdagang, beliau justru menunjukkan kebijaksaan dan kemahiran yang mengudang simpati dari banyak orang. Hal itu pulalah yang kemudian membuat Raja Majapahit saat itu mengangkat beliau menjadi kepala pelabuhan dengan sebutan Syahbandar. Dengan kekuasaan tersebut, Syaikh Maulana Malik Ibrahim diizinkan untuk menyebarkan agama Islam di kerajaan Majapahit yang saat itu mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu dan Budha.
Saat menjadi bandar pelabuhan, beliau memiliki sikap arif, bijaksana, cakap, bersih dan wibawa yang membuatnya jadi sosok yang disegani. Selain itu beliau juga bisa memberikan petunjuk dan nasihat tentang tata cara berdagang. Hal itu membuat masyarakat, terutama kaun Sudra merasa terpikat dan terpikat dan memutuskan untuk masuk Islam.
Setelah dakwah di desa Roomo dirasa membuahkan hasil, beliau bergeser ke kota Gresikd an menetap di desa Sawo. Di sanalah beliau membangun sebuah langgar atau surau yang kini dikenal dengan nama langgar Sawo. Dalam kurun waktu inilah, beliau menghadap Raja Majapahit untuk mengajaknya memeluk Islam. Sayangnya, Raja Majapahit menolak.
Bahkan saat itu nih Raja Gedah memberikan penawaran akan menikahkan Raja Brawijaya dengan putrinya yang cantik. Hanya saja asaat itu raja belum mau menerima dakwah dan tawaran tersebut. Namun Raja menghadiahkan sebidang tanah di kota Gresik yang kemudian dikenal dengan Desa Gapura. Di desa inilah kemudian Sunan Gresik membuka pesantren dan mendidik kader pimpinan Islam di masa mendaatng.
Sunan Gresik adalah ulama pertama yang membangun pesantren sebagai model pendidikan Islam. Dalam bentuk pendidikan, beliau mengadaptasi konsep biara dan asrama yang digunakan oleh pendeta dan biksu. Itulahkenapa Sunan Gresik dijuluki sebagai pioner penyebaran agama Islam dia tanah Jawa dengan menggunakan pendidikan pesantren.
Saat mengajarkan Islam, Sunan Gresik nggak serta merta langsung mengajak mereka untuk belajar di pesantren tapi dengan jalur pemenuhan kebutuhan dasar manusa. Apa artinya?
Sunan yang bernama asli Maulana Malik Ibrahim itu memilih untuk memberikan nasihat dan metode Islam dalam membantu masyarakat. Contohnya nih ketika beliau mengajarkan sholat meminta hujan saat masyarakat mengalami kekeringan, atau ketika seorang perampok yang kemudian diminta sholat taubat setelah diusir oleh masyarakat.
Sunan Gresik mendirikan sebah masjid di Desa Pasucinan, Manyar, Gresik. Berdasarkan kutip Babad Gresik 1 juga disebutkan bahwa beliau membuat beduk yang biasa dipukul lima kali sehari sebagai penanda waktu sholat. Kini, beduk tersebut tersimpan di Museum Daerah Sunan Giri, Gresik.
Sunan Gresik meninggal pada hari Senin, 8 April 1419 H. Belaiu dimakamkan di Desa GApura, kota Gresik, tak jauh dari pelabuhan Gresik.
Nama asli Wali Songo lainnya bisa kamu lihat di artikel berikut ini ya!