©shutterstock.com/FarisFitrianto
Sunan Kudus adalah seorang bangsawan. Kekuasannya dimanfaatkan untuk menyebarkan agama Islam. Nama asli Sunan Kudus adalah Ja'far Shadiq. Sumber lain menyebutkan namanya adalah Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan. Sunan Kudus lahir dari ayah seorang Adipati Demak bernama Raden Usman Haji yang bergelar Sunan Ngudung di Jipang, Blora dan ibunya bernama Syarifah yang merupakan cucu Sunan Ampel.
Sebagaimana namanya, Sunan Kudus adalah ulama besar yang melakukan syiar Islam di daerah Kudus, Jawa Tengah. Namun di samping itu, beliau adalah Senopati di Kerajaan Islam Demak. Bila ditarik lebih jauh lagi, jalur keturunan Sunan Kudus sampai ke nasab Nabi Muhammad SAW melalui jalur Husain bin Ali RA. Namun ada perbedaan penulisan nasab dan silsilah Sunan Kudus meski hanya pada nama asli dan nama istrinya.
Dalam silsilah pertama, dituliskan bahwa Sunan Kudus menikah dengan putri Pangeran Tandaterung dan silsilah satu lagi menyebut bahwa beliau menikah dengan putri Sunan Bonang.
Sumber menyebutkan bahwa Sunan Kudus yang bernama asli Jafar Shadiq ini datang ke Kudus karena diutus oleh Sultan Demak (Sultan Bintoro) untuk mengembangkan agama Islam wilayah ini. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Sunan Kudus juga dikenal dengan nama Jawa, yakni Raden Rananggana.
Rana memiliki arti perang sedangkan hanggana berarti hawa nafsu. Jadi, nama lain Sunan Kudus ini memiliki arti orang yang berperang melawan hawa nafsu. Rananggana juga memiliki arti bahwa sebagian besar hidup dari pemilik nama ini digunakan untuk berperang menghancurkan kebatilan.
Dalam penjelasan sebelumnya disebutkan bahwa ibunda Sunan Kudus adalah cucu Sunan Ampel. Dan ternyata nih, istri Sunan Kudus yang bernama Dewi Rukhi adalah cicit Sunan Ampel sehingga Sunan Kudus dan istrinya mempunyai jalur silsilah yang sama.
Nama asli Sunan Kudus adalah Ja'far Shadiq serta memiliki nama lain yakni Raden Rananggana. Namun Sunan Kudus juga punya nama lain yaitu Amir Haji. Sebutan ini diperoleh Setelah Sunan Kudus menunaikan ibadah haji. Kemudian beliau diminta memimpin rombongan jemaah haji ke Mekkah sehingga mendapat gelar “ Raden Amir Haji”.
Beliau mendapatkan pelajaran agama dari sang ayah, juga berguru kepada Kyai Telinsing, seorang Cina muslim bernama asli The Ling Sing. Ja’far Shadiq juga belajar di Ampeldenta, memperdalam agama Islam kepada penerus pesantren Sunan Ampel. Beliau juga mengembara ke berbagai negeri dari tanah Hindustan sampai ke Tanah Suci Makkah dalam rangka beribadah haji.
Sebelum meninggal, ayahanda Sunan Kudus adalah senopati atau panglima Kerajaan Demak. Setelah meninggal, Sunan Kudus menggantikan jabatan ayahnya untuk memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Demak. Beliau juga diberi kekuasaan sebagai qadhi atau hakin, jabatan di Kesultanan Demak yang lebih tinggi dari Imam Masjid.Melalui posisi senopati itulah, Ja'far Shadiq menyebarkan Islam di wilayah Demak.
Dalam Hikayat Hasanudin disebutkan bahwa Sunan Kudus dan ayahnya merupakan penyebar agama Islam yang gigih. Keduanya pernah terlibat dalam perjuangan meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Ayah Sunan Kudus ditetapkan sebagai imam keempat masjid Demak pada masa Sultan Trengggana semenmtara Sunan Kudus adalah Imam kelima Masjid Demak pada akhir masa Sultan Trenggana dan pada awal masa Sunan Prawata.
Setelah terjadi perselisihan internal di kerajan tersebut, Ja'far Shadiq kemudian berpindah ke ke kawasan Tajug, sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam (2020) yang ditulis Suhailid.
Sebagaimana Wali Songo lainnya, Sunan Kudus menggunakan pendekatan seni dan budaya dalam berdakwah. Bersama masyarakat ia membangun Masjid dan menara Kudus, dan Padasan atau tempat wudhu dengan arsitektur yang mengadopsi arsitektur Hindu-Budha. Oh iya perlu diketahui bahwa Sunan Kudus hidup di masa yang sama dengan Sunan Gunung Jati.
Tidak diketahui secar apasti kapan Sunan Kudus meninggal dunia. Beliau dimakamkan di dimakamkan di bagian belakang Masjid Agung Kudus, kota Kudus, Jawa Tengah
Di tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kota Kudus, yang kini dikenal dengan nama Masjid Agung Kudus dan keberadaannya masih ada hingga kini. Sekarang Masjid Agung Kudus berada di alun-alun kota Kudus.
Sunan Kudus sangat menjunjung toleransi. Untuk menghargai masyarakat penganut agama Hindu, beliau meminta masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam perayaan Iduladha dan menggantinya dnegan memotong kerbau. Pesan untuk memotong kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.
Artikel lain mengenai nama asli para Wali Somgo bisa kamu lihat di link berikut ini ya!