Nama Asli Sunan Muria dan Kisahnya, Anggota Wali Songo Termuda

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Senin, 25 Juli 2022 14:02
Nama Asli Sunan Muria dan Kisahnya, Anggota Wali Songo Termuda
Berbeda dengan para wali penyebar Islam dari generasi yang lebih tua, kisah hidup dan asal-usul serta nasab Sunan Muria lebih banyak didasarkan pada cerita-cerita legenda

Nama asli Sunan Muria adalah Raden Umar Said atau Raden Said, putra Sunan Kalijaga dalam perkawinannya dengan Dewi Sujinan putri Sunan Ngudung, kakak Sunan Kudus. Nama Kecil Sunan Muria adalah Raden Prawoto.

Namun dikutip dari buku berjudul Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI yang ditulis oleh Yusak Burhanudin, Ahmad Fida', ada beberapa versi yang berbeda mengenai silsilah Sunan Muria ini. Versi kedua menyebutkan bahwa Sunan Muria adalah putra dari Sunan Ngudung dan Dewi Sarifah.

Sunan Muria merupakan sunan termuda dalam walisongo dengan perkiraan umur 17-20 tahun. Dikisahkan Sunan Muria menikah dengan adik kandung Sunan Kudus yaitu Dewi Sujinah dan dikaruniai seorang putra yang diberi nama Pangeran Santri kemudian dikenal dengan nama Sunan Ngadilangu

1 dari 4 halaman

Nama Asli Sunan Muria

Beliau masih terdaftar sebagai penyokong Kerajaan Demak Bintaro, juga ikut mendirikan masjid Agung Demak. Seperti ayahnya, Sunan Muria menggunakan cara yang halus dalam berdakwah. Ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya.

Dibandingkan tinggal di kota, Sunan Muria lebih suka menyendiri dan tinggal di desa. Beliau bergaul serta tinggal di tengah rakyat jelata di gunung Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo, di sebelah utara kota Kudus.

2 dari 4 halaman

Menurut Solichim Salam, sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Beliau berdakwah seperti gaya sang ayah, yakni menelusup lewat berbagai tradisi dan kebdayaan Jawa. Beliau juga tetap mempertahankan gamelan yang menjadi satu-satunya seni Jawa yang digemari masyarakat. Dengan gamelan, Sunan Muria memasukkan keislaman ke dalam jiwa pmasyarakat Jawa.

Sunan Muria dipercaya telah menciptakan gending 'Sinom dan Kinanti' yang melalui keduanya, beliau mengajarkan agama Islam kepada masyarakat.

3 dari 4 halaman

Beliau juga nggak melarang bergama tradisi yang sudah ada, misalnya tradisi kenduri nelung dina sampai nyewu. Hanya saja nih kalau tradisi kenduri awalnya diisi dengan pembacaan mantra, Sunan Muria mengubahnya dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, shalawat dan doa-doa. Trus tradisi berbau klenik seperti mebakar menyan dan sesaji diganti dengan doa atau shalawat.

Wilayah dakwah beliau memiliki cakupan yang luas, mulai dari lereng gunung Mruia, pelosok Pati, Kudus, Juwana, sampai pesisir utara. Cara dakwah inilah yang membuat beliau dijuluki sebagai Sunan yang berdakwah 'tapa ngeli' yakni dengan melebrkan atau menghanyutkan diri dalam masyarakat.

4 dari 4 halaman

 

Makam Sunan Muria

Kisah tentang Sunan Muria sebagai salah satu wali penyebar agama Islam lebih banyak diektahui dari cerita rakyat. Hanya sedikit sumber yang bisa didapat dari babad. Sosok ini banyak dihubungkan dengan legenda Desa Sigelap, Jelewang, Towelo dan puntu Gerbang Majapahit.

Ada perbedaan ulasan mengenai Sunan Muria dari buku-buku sejarah terbitas Indonesia. Tiga buku menyataan bahwa Sunan Muria merupakan keturunan Arab sementara satu buku menyebut kalau beliau berasal dari Jawa. Keterangan tentang kisah Sunan Muria sangat sedikit, sehingga cerita rakyat tentang beliau sudah bercampur dengan dongeng.

Sunan Muria meninggal dunia pada 1551 M. Sunan Muria dimakamkan di atas Gunung Muria, yang mungkin dari situlah didapat nama beliau. Dibutuhkan perjuangan keras untuk mencapai Masjid Sunan Muria. Lokasi masjid itu berada di puncak Gunung Muria yang mempunyai ketinggian 1.600 mdpl. Di sekitar makam Sunan Muria, terdapat 17 makam prajurit dan abdi dalem Kesultanan Demak yang menjadi pengawal khusus beliau.

Kisah dan nama asli dari wali Songo lainnya bisa kamu lihat di artikel berikut ini.

Beri Komentar