©shutterstock.com/SkyMediaPro
Tak ada yang tak mungkin bagi Alah. Meskipun seluruh dunia mengingkarinya, bila Allah sudah berkehendak 'Kun Fayakun' maka hal yang tak mungkin itu pasti terjadi. Dan kebesaran serta kekuasaan Allah ini ditujukkan lewat kisah Nabi Zakaria dan juga istri Nabi Zakaria bernama Isya binti Imran.
Nabi Zakaria adalah keturunan Nabi Sulaiman. Al-Quran tak menjelaskan masa anak-anak dan remajanya, namun sebuah hadist menjelaskan bahwa Nabi Zakaria menghidupi keluarganya dengan menjadi tukang kayu.
Nabi Zakaria memiliki istri bernama al-Yahbi yang berasal dari keluarga Nabi Harun. Versi lain menyebutkan bawah istri nabi Zakaria bernama Isya’ dalam satu versi Isba’, dalam versi lainnya Balisyfa’ binti Faqudz.
Istri Nabi Zakaria adalah saudara perempuan Hannah binti Faqudz, istri ‘Imran. Hannah adalah ibu dari Maryam binti ‘Imran yang merupakan ibu kandung nabi ‘Isa as.
Istri nabi Zakaria diketahui mandul sejak remaja dan membuat pernikahannya tak dikaruniai putra hingga keduanya lanjut usia. Namun Nabi Zakaria tetap berdoa, dipanjatkan dengan suara lemah lembut, sebagai isyarat kerendahan hati dan ketulusannya, atau karena enggan diketahui orang bahwa beliau sedang meminta seorang keturunan. Permintaan tersebut memang jelas tak masuk akal mengingat keduanya saat itu beliau berumur 90 tahun dan istrinya 98 tahun.
Permohonannya ini sangat beralasan dan darurat, karena kehadiran keturunan di sisinya diharapkan bisa melanjutkan pejuangannya selama ini. Namun dia terus saja berdoa dan yakin karena Allah tak pernah mengecewakannya selama ini.
Melansir jurnal online Universitas Islam Bandung berjudul Nabi Zakaria as. dan Siri Maryam as. Figur Manusia Unggul, Allah kemudian berfiman, “ Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (7) Zakaria berkata:
”Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”. (Q.S. Maryam: 7-8)
Allah kemudian mengabulkan doa Nabi Zakaria dengan memberi kabar bahwa istri beliau akan melahirkan seorang anak bernama Yahya, yang artinya hidup. Maksud dari nama tersebut adalah bahwa Yahya akan abadi walau sudah meninggal meninggal dunia.
Berita tersebut tentu bukan sesuatu yang bisa dibayangkan dengan mudah. Bukan karena meragukan kekuasaan Allah, namun mengingat bagaimana kondisi Nabi Zakaria saat itu.
Allah kemudian memberikan tanda tentang berita kehamilan istrinya dengan Nabi Zakaria tidak akan bisa berbicara kepada manusia selama tiga hari walaupun dirinya dalam keadaan sehat. Allah memerintah beliau buat menahan lidahnya dari persoalan dunia kecuali dengan isyarat. Meskipun tak bisa berbicara namun Nabi Zakaria masih bisa berdzikir.
“ Ya Tuhanku, berilah aku tanda”. Allah berfirman: ”Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat”.
Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. (11)” (Q.S. Maryam:
10-11)
Nabi Zakaria adalah sosok manusia istimewa. Di tengah kesibukannya membimbing umatnya, Nabi Zakaria tak henti berdoa kepada Allah untuk meminta keturunan. Beliau tahu kondisinya tak masuk akal untuk menerima anugrah anak, tapi beliau berkeyakinan kalau Allah tak pernah mengecewakannya.
Dan benar saja, istri nabi Zakaria bernama Isya hamil di usianya yang sudah renta padahal dia disebut tak bisa memiliki anak sejak remaja.
Ketahui keteladanan dan kisah dari 25 nabi dan rasul Islam di kumpulan artikel berikut ini.