© 2024 Instagram.com/@prilntask, @dewinta_weddingplanner
Salah satu nama pakaian adat Kalimantan Timur paling banyak dikenal adalah Ta’a dan Sapei Sapaq. Namun, tak hanya itu, baju adat salah satu wilayah Indonesia ini banyak ragamnya.
Kalimantan Timur, sebuah provinsi di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman budaya dan tradisi, memiliki berbagai jenis pakaian adat. Nah, baju-baju adat tersebut mencerminkan identitas suku-suku asli yang tinggal di wilayah tersebut.
Beberapa suku yang paling dominan di wilayah Kalimantan Timur yakni, Suku Dayak, Suku Kutai, Suku Berau, Suku Banjar, dan Suku Paser. Biasanya, baju-baju adat mereka digunakan untuk momen upacara adat, acara kenegaraan, hingga momen-momen perayaan seperti Kemerdekaan RI.
Baju adat Kalimantan Timur ini bukan hanya sekadar busana, tetapi juga sarat dengan makna filosofis, sejarah, dan simbolisme. Semua hak tersebut mencerminkan kehidupan dan adat istiadat masyarakat Kalimantan Timur.
Lantas apa saja jenis dan nama baju adat Kalimantan Timur? Simak yang berikut, dilansir dari berbagai sumber.
© 2024 Instagram.com/@dewinta_weddingplanner
Baju Ta’a dan Sapei Sapaq ini adalah pakaian adat suku Dayak Kenyah. Ini merupakan salah satu suku terbesar di wilayah Kalimantan Timur.
Pakaian ini biasanya dikenakan pada acara-acara adat seperti upacara adat, pernikahan, dan festival budaya. Baju Ta’a adalah pakaian adat yang dikenakan untui perempuan.
Baju ini terdiri dari atasan dengan motif khas Dayak yang rumit dan rok panjang yang terbuat dari kain tradisional.
Sementara, Sapei Sapaq adalah pakaian prianya yang terdiri dari rompi tanpa lengan dan celana Panjang. Baju ini sering kali dihiasi dengan manik-manik berwarna-warni dan motif etnis.
© 2024 pariwisataindonesia.id
Baju Kustin adalah pakaian adat yang dikenakan oleh suku Kutai, Kalimantan Timur. Pakaian ini biasanya terbuat dari bahan kain beludru yang berwarna hitam dengan tambahan hiasan benang emas.
Meski bahannya sama, namun Baju Kustin untuk lakilaki dan perempuan memiliki corak dan motif berbeda. Atasan Baju Kustin perempuan memiliki pasmen di bagian leher, lengan, dan bagian dada.
Kemudian, terdapat hiasan yang disebut Tapeh Berumbai, yaitu kain panjang yang dihiasi dengan rumbai dari benang emas. Sementara versi laki-laki, baju ini memiliki corak berbeda.
Biasanya, seorang laki-laki yang memakainya dilengkapi engan penutup kepala setinggi 15 cm yang Bernama Setorong.
© 2024 Instagram.com/@qilla_rachmeida
Pakaian adat ini berasal dari suku Bulungan, yang terletak di wilayah utara Kalimantan Timur. Bulang Kuurung adalah pakaian adat yang biasa dikenakan oleh para dukun.
Biasanya, pakaian ini dikenakan dalam acara-acara adat dan upacara keagamaan. Ada beberapa jenis pakaian adat Bulang Kuurung, yakni baju dokot tangan yang didesain lengan pendek.
Kemudian, jenis lengan Panjang (lengke), dan jenis model tanpa lengan. Pemakaian baju adat ini sering kali dilengkapi dengan aksesoris tradisional seperti kalung, gelang, dan hiasan kepala yang menunjukkan status sosial dan keindahan budaya suku Bulungan.
© 2024 perpustakaan digital budaya Indonesia
Pakaian adat Sakai memiliki kesederhanaan namun tetap elegan. Biasanya, pakaian ini terbuat dari bahan-bahan alami seperti kapas dan kulit kayu.
Pemakai baju adat Sakai ini akan seakan terpancar keanggunan tersendiri, terutama bagi Wanita. Desainnya sederhana, mirip kebaya berlengan panjang.
Kemudian, dipadukan dengan tapeh bedong (batik khas Kutai). Pemakaiannya ditambah engan aksesoring eperti kalun bersusun tiga yang khas.
Sementara, versi pakaian adat Sakai untuk laki-laki lebih sederhana dengan atasan dan celana panjang. Di bagian pinggangnya biasanya dilengkapi lilitan sarung.
© 2024 budayanesia.com
Baju adat Burai King merupakan salah satu yang khas du Kalimantan Timur, khususnya suku Dayak. Pakaian adat ini bahkan hampir dimiliki oleh semua keluarga suku tersebut.
Biasanya, Baju Bulang Burai King dikenakan untuk acara-acara adat. Namun, lebih dari itu, baju ini juga sebagai penanda status sosial seseorang.
Menariknya, baju ini memiliki beragam manik-manik yang terpasang sebagai hiasang. Pemakaiannya juga dilengkapi dengan hiasan kepala yang unik terbuat daru bulu burung enggang.
© 2024 gulungjenebora.com
Selanjutnya, ada juga baju adat Takwo yang menjadi salah satu khas di Kalimantan Timur. Baju ini dulunya biasa digunakan oleh kalangan bangsawan.
Baju adat Takwo biasanya terbuat dari kain katun, linen, atau beludru. Desainnya sederhana, tanpa pasmen, dan ornamen.
Namun, setiap yang memakainya akan memancarkan kesan kemewahan tersendiri.
© 2024 Instagram.com/@sierrazaa
Baju Adat Antakusuma merupakan alah satu baju khas dari Kalimantan Timur yang dikenal juga dengan sebutan Kutai Kuning. Baju ini bisa disebut pakaian kebesaran bangsawan Kutai Kertanegara yang dikenakan saat acara pernikahan.
Dahulu kala, baju adat Antakusuma ini hanya boleh dikenakan oleh para bangsawan. Baju ini khas dengan warna kuning dengan tambahan aksesoris keemasan.
Bagi laki-laki, baju adat Antakusuma ini dikenakan dengan sekoceng (celana) ditumpuk dengan tapeh haling (selembar kain tenun sutra). Kemudian, dipadukan lagi dengan tambahan tapeh pasak (kain tenun menjuntai mengelilingi pinggang).
Sementara, untuk wanita, baju adat Antakusuma ini dikenakan dengan tapeh haling yang longgar menyerupai rok panjang. Kemudian, dihiasi dengan berbagai tapeh pasak.
© 2024 facebook.com/Tickutaikartanegara
Sekilas, baju adat Miskat yang menjadi salah satu khas dari wilayah Kalimantan Timur ini tak jauh berbeda dari baju adat Tiongkok Kuno. Hal ini karena model dari bajunya yang memang mirip.
Baju adat Miskat ini biasa digunakan oleh masyarakat suku Kutai dengan ciri khas deretan kancing yang dibuat miring.
Untuk versi laki-laki. baju ini memiliki model arah garis kancing miring ke kanan. Sementara, bagi wanita, arah garis kancingnya miring ke kiri.
Itulah berbagai nama baju adat Kalimantan Timur yang bisa kamu kenali lebih mendalam. Semua baju-baju tersebut menandakan kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki wilayah tersebut.