© Donasionline.id
Kehidupan mungkin terasa makin sulit bagi mereka yang serba kekurangan dalam kondisi yang masih pandemi seperti sekarang ini. Apalagi bagi mereka yang masih harus banting tulang di usianya yang sudah tua renta.
Hal inilah yang juga harus dijalani oleh seorang nenek berikut ini. Dilansir dari laman donasionline.id, beliau akrab disapa Mak Enah. Kini, beliau telah berusia 71 tahun dan tinggal sebatang kara.
Suami Mak Enah sudah meninggal dunia sehingga beliau pun hanya tinggal sendiri di kediamannya yang sederhana. Sehari-harinya, Mak Enah memulung barang-barang bekas di sekitaran komplek perumahan yang berada dekat dengan tempat tinggalnya.
Sebenarnya, penglihatan beliau sudah tidak terlalu jelas. Oleh sebab itulah, beliau hanya bisa memulung dekat-dekat saja tak sampai pergi jauh. Yang penting beliau bisa mencari uang agar dapat makan.
Mak Enah mempunyai penyakit darah tinggi sejak usia 40 tahun. Kaki beliau pun kini mulai sakit-sakit sehingga beliau agak kesulitan saat berjalan sambil mengambil rongsokan.
Biasanya, satu kilo rongsokan ini akan dihargai kurang lebih Rp8000 per kilogram oleh pengepul barang bekas. Beliau pun butuh waktu hingga berhari-hari untuk mengumpulkan barang bekas tersebut agar mencapai satu kilogram.
Namun karena terdesak kebutuhan sehari-hari, kadang beliau langsung membawa rongsokan yang berhasil beliau kumpulkan hari itu meski belum mencapai satu kilogram di mana beliau pun terkadang cuma bisa mendapatkan uang Rp3000 saja.
Uang tersebut beliau butuhkan asal bisa makan, bahkan nenek sudah bersyukur walau hanya bisa makan dengan lauk kecap saja. Mak Enah sebenarnya mempunyai 4 anak di mana anak tertuanya ini tinggal tak jauh dari kediaman beliau.
Anak sulungnya tersebut sudah berkeluarga tetapi kondisi perekonomiannya juga pas-pasan sehingga tak bisa membantu Mak Enah terlalu banyak. Terkadang, sang anak tak tega melihat Mak Enah tinggal sendirian dan dia pun menginap di rumah ibunya tersebut untuk menemani beliau.
Anak kedua beliau juga tinggal tak jauh dari rumah Mak Enah, sayangnya dia sama sekali tak mau mengurus ibunya dan tak peduli kepada Mak Enah. Anak ketiga dan keempat beliau tinggal jauh dari rumah Mak Enah dan hanya mengunjungi ibunya 1-2 bulan sekali kalau ada uang.
Terkadang, kalau Mak Enah sedang sakit, ada tetangga beliau yang bekerja di rumah sakit. Ia terkadang membantu mengecek dan memeriksa Mak Enah secara gratis karena tetangganya ini tahu bahwa beliau tak mempunyai BPJS untuk berobat.
Mari kita juga membantu meringankan beban Mak Enah agar beliau bisa makan dengan lebih layak dan beristirahat sejenak dari pekerjaannya memulung barang bekas. Semoga nenek sehat selalu dan dilancarkan rezeki untuk beliau. Donasi untuk Mak Enah bisa disalurkan melalui link di bawah ini, terima kasih orang baik.