© Kompas.com
Wabah penyakit adalah salah satu bencana yang bisa membuat masyrakat cukup menderita. Mulai dari kehilangan pekerjaan yang berbuntut krisis pangan adalah mimpi buruk bagi masyarakat.
Virus corona atau yang disebut covid-19 adalah wabah yang menyerang hampir seluruh negara di dunia. Di Indonesia sendiri virus ini sudah menginfeksi ribuan orang. Imbasnya, kehidupan masyarakat kacau pekerjaan hilang dan krisis pangan muali terasa.
Seperti apa yang telah terjadi di NTT, sejumlah warga di desa Woedoa terpaksa mengkonsumsi ubi hutan yang beracun. Hal itu dilakukan karena mereka tak memiliki beras. Mau beli beras pun tak bisa karena uangnya tidak ada.
Dilnasir dari laman Kompas, mayoritas warga adalah peternak, seperti ternak babi dan juga kambing. Tapi, seiring menyeruaknya covid-19 roda ekonomi peternakan sedikit macet.
Untungnya, warga sekitar sudah tahu bagaimana cara mengolah ubi hutan tersebut agar kandungan racunnya hilang. Yakni dengan mengupas kulit ubi, kemudian dicuci nebgunakan air mengalir.
Tak berhenti di situ, ubi harus dipotong tipis-tipis kemudian di jemur hingga benar-benar kering. Kalau sudah begitu, racun dalam umbi akan hilang. Proses penghilangan racun ini memakan waktu yang cukup lama.
Warga desa tersebut sudah satu bulan ini mengkonsumsi ubi hutan tersebut. Mereka tak mempunyai pilihan lain. Artinya dari pada mati kelaparan mereka nekat untuk mengkonsumsi ubi hutan sebagai pengganti beras.
Warga desa berharap pandemi ini segera berkahir sehingga mereka bisa kembali bekerja dan memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Pasalnya belum ada bantuan dari pemerintah yang diterima oleh warga desa tersebut.